Jumat, 17 Desember 2010

HUKUM WANITA (berhijab)

Ketahuilah wahai para wanita muslimah, bahwa yang mem-bedakan antara manusia dengan hewan adalah faktor pakaian dan alat-alat perhiasan. Allah berfirman:


Artinya : ‘Hai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik.’ [Qs. al-A'raaf 26]


Pakaian dan perhiasan itu adalah dua aspek kemajuan dan per-adaban. Meninggalkan keduanya berarti kembali kepada kehidupan primitif yang mendekati kepada kehidupan hewani. Sedang hak milik wanita yang paling utama adalah kemuliaan, rasa malu, dan kehormatan diri. [Lihat Fiqhus Sunnah 2/209 oleh Sayyid Sabiq].

Pakaian dalam Islam bukanlah hanya sekedar hiasan yang menempel di tubuh, tetapi pakaian yang menutup aurat. Dengannya Islam mewajibkan setiap wanita dan pria menutupi anggota tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya.

Masalah berhijab (yaitu berbusana muslimah yang menutupi seluruh bagian tubuh dari kepala hingga telapak kaki) bagi wanita muslimah bukanlah masalah sepele lagi sederhana sebagaimana yang banyak disangkakan oleh masyarakat awam, melainkan masalah besar dan substansial dalam agama ini.

Ber-hijab (berjilbab) bukanlah sisa peninggalan adat atau kebiasaan wanita Arab, sehingga wanita non-Arab (wanita Indonesia) tidak perlu menirunya, begitu juga ia bukanlah masalah khilafiah, diperselisihkan ada tidaknya berhijab itu sehingga wanita muslimah bebas mengenakannya atau tidak, tetapi hijab adalah suatu hukum yang tegas dan pasti yang seluruh wanita muslimah diwajibkan oleh Allah untuk mengenakannya.

Allah berfirman :

Artinya : ‘Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [Qs. al-Ahzab : 59].



Allah berfirman :

Artinya: ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ….’ [Qs. an-Nûr : 31].


Dua ayat di atas telah memberikan batasan yang jelas tentang pakaian yang harus dikenakan

oleh wanita muslimah, yaitu wajib menutup seluruh tubuhnya kecuali apa yang dikecuali oleh syariat (yang dimaksud dalam hal ini adalah wajah dan dua telapak tangan dan ini diperselisihkan oleh ulama). Ketetapan syari’at ini tidak lain adalah untuk melindungi, menjaga, serta membentengi wanita dari laki-laki yang bukan mahramnya.


BERHIJAB ADALAH IBADAH


Ber-hijab adalah ibadah, dengan ber-hijab berarti sang wanita telah telah melaksanakan perintah Allah. Melaksanakan perintah ber-hijab sama dengan melaksanakan perintah shalat dan puasa.

Barangsiapa yang mengingkari kewajiban ber-hijab dengan secara menentang berarti mengkufuri perintah Allah yang dapat dikategorikan sebagai murtad dari Islam. Tetapi jika ia tidak ber-hijab lantaran semata-mata mengikuti situasi masyarakat yang telah rusak – dengan tetap yakin akan wajibnya – maka ia dianggap sebagai wanita yang mendurhakai dan menyalahi perintah Allah yang telah berfirman dalam al-Qur’an :

Artinya : ‘…. dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu …’ [Qs. al-Ahzab : 33].


BELUM MANTAP BERHIJAB


Karena ber-hijab adalah kewajiban dari Allah, maka tidak dibenarkan seorang wanita muslimah menyatakan dirinya tidak mantap atau belum siap ber-hijab. Karena sikap ini berarti mengambil sebagian perintah Allah dan mencampakkan yang lainnya. Padahal Allah berfirman :



Artinya : ‘Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata [Qs.Al-Ahzab: 36]

KESIMPULAN


1. Ber-hijab (berjilbab) itu wajib bagi seluruh wanita muslimah.

2. Ber-hijab yang memenuhi syarat adalah apabila hijab tersebut menutupi seluruh tubuh melainkan kecuali apa yang dikecuali oleh syariat (dan akan datang penjelasan secara lengkap tentang busana muslimah yang sesuai dengan agama).

sumber: http://alikhlash.wordpress.com/2009/01/01/hukum-berhijab-berjilbab/

Rabu, 15 Desember 2010

GHIBAH

GHIBAH merupakan,,

Sebuah penyakit yang sangat sulit dihindari dalam bermasyarakat dan sering kali kita remehkan bahayanya adalah ghibah.

Ketahuilah ketika kita mengatakan ; fulan rambutnya keriting, atau kulitnya hitam, atau si fulan suka tidur, atau makannya rakus, si fulan anak gelandangan, si fulan lembek jalannya, dan sebagainya, dimana hal tersebut jika diketahui oleh si fulan niscaya ia tidak suka dan benci, maka berarti kita telah berghibah terhadapnya. Sesuai dengan pengertian ghibah yang telah disampaikan bahwasanya ghibah adalah ; menyebut sesama muslim dengan sesuatu (berupa aib) yang ia benci.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »

Dari Abu Hurairah Ra ; Bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : “Apakah kalian mengetahui apa itu ghibah?”. Para sahabat berkata ; “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui”. Rasul saw berkata ; “Menyabut saudaramu dengan perkara yang ia benci”. Dikatakan ; “Bagaimana menurut engkau jika pada saudaraku terdapat apa yang aku ucapkan?”. Rasul Saw menjawab ; “Jika di dalamnya terdapat apa yang kamu ucapakan maka engkau telah menghibahnya, dan jika tidak terdapat apa yang kau ucapkan maka engkau benar-benar telah membuat kebohongan terhadapnya (yakni ; jika perkataan itu tidak benar, berarti telah berbohong sekaligus berghibah)”. (HR. Muslim)
Hadist ini sekaligus menjelaskan maksud firman Allah tentang larangan ghibah ;

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat 12)

Berghibah adalah salah-satu diantara sifat-sifat kaum munafik yang senantiasa mencari-cari kejelekan-kejelekan kaum muslimin. Hal terlihat jelas dalam kisah “Haditsul-Ifki” (berita bohong) yang menimpa siti Aisyah. Rasul bahkan bersabda memperingatkan mereka ;

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَفِضْ الْإِيمَانُ إلَى قَلْبِهِ : لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تَتَبَّعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَاتِ الْمُسْلِمِينَ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ

Wahai golongan yang beriman dengan imannya dan tidak sampai iman pada hatinya! Janganlah kalin mengghibah kaum muslimin dan jangan kalian cari kejelekan-kejelekan mereka, karena sesungguhnya orang yang mencari-cari kejelekan-kejelekan kaum muslimin, Allah akan mencari-cari kejelekannya, dan barang siapa yang Allah cari-cari kejelekannya, maka Allah akan membuka kejelekannya walaupun ia di bagian dalam tempat tinggalnya (HR. Tirmidzi)

Ghibah termasuk dosa besar menurut pandangan sebagian besar Ulama’, dan bagi pelakunya disiapkan siksa yang amat mengerikan.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَمَّا عُرِجَ بِى مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمِشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلاَءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِى أَعْرَاضِهِمْ

Rasul Saw berkata ; Ketika aku diangkat kelangit (Mi’raj) aku melewati kaum yang mempunyai kuku yang terbuat dari tembaga mencakar wajah dan dada mereka, maka aku berkata ; “siapakah orang-orang ini wahai Jibril?”. Jibril berkata ; “Orang-orang ini adalah yang memakan daging manusia (ghibah) dan menjerumuskan diri dalam kehormatan mereka” (HR. Abu Dawud)

Penyebab ghibah bisa berupa rasa benci, dendam, hasud, atau yang paling sering terjadi ketika saling bercengkrama dengan teman-teman adalah bersenda gurau dan bercanda.

Ghibah tidak terbatas pada ucapan saja, bisa juga dengan tulisan, isyarat, atau dengan menirukan tingkah laku, maupun ucapan seseorang dengan tujuan menghina atau merendahkan. Hal ini seperti yang telah disebutkan Imam Ghozali dalam kitab Ihya’nya.

Dikarenakan dosa ghibah berhubungan dengan orang lain, maka tidak dapat diampuni sebelum kita meminta maaf kepada yang bersangkutan, ini adalah pendapat jumhur ulama’. Akan tetapi terdapat pendapat yang menyatakan bahwa cukup bagi orang yang berghibah meminta ampun kepada Allah dan memintakan ampunan bagi orang yang dighibah, dan pendapat ini tampak jelas dari perbuatan beberapa ulama’-ulama salaf.

Walau begitu terdapat beberapa kondisi dimana ghibah diperbolehkan yaitu ; (1) mengadukan kezhaliman (2) menjadikan ghibah sebagai jalan mengubah kemungkaran (3) meminta fatwa (4) memberikan peringatan kepada kaum muslimin dari kejahatan (Hal ini termasuk dalam kategori nasihat), (5) menceritakan orang yang terang-terangan melakukan kefasikan dan bid’ah. (Namun hanya terbatas pada perbuatan yang ia lakukan dengan terang-terangan saja)(6) mencari rawi dan saksi yang cacat.

Walhasil tidak selayaknya bagi kaum yang beriman kepada Allah dan hari Qiyamat untuk menyebarkan dan mengungkapkan aib saudaranya sendiri. Dimana hal itu dapat memicu perselisihan dan permusuhan diantara kita, tepat seperti apa yang dinginkan syaithon dan para pengikutnya.

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا

Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (An-Nisa’ 27)

KIAT-KIAT UNTUK MENJAUHI GHIBAH

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT, ghibah adalah menceritakan tentang orang lain di belakang orang tersebut (tanpa sepengetahuan orang tersebut) yang tidak ia suka. Biasanya yang diceritakan adalah keburukan dari orang tersebut. Hukum ghibah dalam Islam adalah haram (tidak boleh dilakukan).


Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. 49 : 12).


Rasulullah saw bersabda : “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Mereka (para sahabat) menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu (orang lain) tentang sesuatu yang tidak ia suka.” Dikatakan, “Bagaimana jika perkataanku tentangnya benar?” Beliau menjawab, “Jika yangkamu katakan itu benar, maka kamu telah berbuat ghibah, dan jika tidak benar, maka kamu telah memfitnahnya.” (HR. Muslim).


Ada pun kiat untuk menjauhi kebiasaan ghibah antara lain adalah :


1. Ingat dan resapi ayat-ayat Al Qur’an dan hadits nabi tentang larangan dan bahayanya berghibah. Kalau perlu tempel dalil tentang ghibah di tempat yang mudah Anda lihat agar selalu Anda ingat.


2. Yakini bahwa ghibah adalah perbuatan yang sangat buruk karena seperti memakan daging dari saudaranya yang telah mati (memakan mayat). Bukankah memakan dagung mayat hanya dilakukan oleh orang-orang yang sangat tidak beradab? Yakini bahwa Anda tidak mau dimasukkan dalam kelompok orang-orang yang tidak beradab.


3. Setiap ingin berbicara pikirkan secara mendalam apakah itu termasuk ghibah atau bukan. Tahan nafsu Anda untuk menceritakan tentang orang lain walau Anda banyak mengetahui tentang orang tersebut atau karena Anda dipancing oleh teman Anda untuk menceritakan orang lain. Alihkan pembicaraan berbau ghibah kepada pembicaraan lain yang lebih berguna dan produktif. Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan suatu ucapan tanpa dipikirkannya (terlebih dahulu), maka ia akan terpeleset masuk jurang neraka yang lebih jauh dari jarak yang terbentang antara timur dan barat” (Muttafaq’alaih).


4. Manusia memang memiliki sifat ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya mengapa ghibah banyak dilakukan orang karena merupakan pelampiasan dari rasa ingin tahunya. Terlebih jika itu cerita yang buruk, maka nafsu rasa ingin tahu kita akan menjadi lebih besar. Oleh sebab itu, yakinilah bahwa ghibah merupakan salah satu cara syetan yang paling mudah untuk menjerumuskan kita kepada kubangan dosa. Berlindunglah kepada Allah dengan membaca ta’awudz atau ayat-ayat Al Qur’an yang ma’tsur untuk mengusir gidaan syetan (membaca ayat kursi, surah Al Falaq, dan lain-lain).


5. Jangan berteman dengan orang yang suka berghibah karena Anda akan ketularan dengan kebiasaannya. Atau kalau pun harus berteman, maka ketika ia sudah mulai berghibah tinggalkan ia sesegera mungkin dengan sopan.


6. Jangan suka menonton siaran-siaran infotaiment karena acara tersebut hanya membuat kita memiliki kebiasaan ghibah dan tidak sensitif terhadap bahaya ghibah. Acara infotaiment sudah banyak dikritik oleh banyak pihak sebagai acara yang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Senin, 29 November 2010

RAHASIA SEDEKAH

Rahasia sedekah sudah dijelaskan oleh nabi Muhammad saw, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam al-Quran, jauh sebelum literatur-literatur lainnya memberikan keterangan mengenai rahasia yang terkandung di balik praktik sedekah.

Adalah ustadz Yusuf Mansyur yang memopulerkan bahasan mengenairahasia sedekah ini dalam ceramah-ceramah yang diberikannya kepada masyarakat, bahkan buku mengenai rahasia sedekah sudah bisa kita temukan di toko buku.

Lantas, apa saja rahasia yang terkandung di balik sedekah ini? Beberapa di antaranya adalah:



A. Rahasia sedekah: Kematian



Rasulullah saw bersabda:



“Sedekah dapat menolak kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 2)



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

Pada suatu hari orang yahudi lewat dekat Rasulullah saw, lalu ia mengucapkan: Assam ‘alayka (kematian atasmu). Rasulullah saw menjawab: ‘Alayka (atasmu). Lalu para sahabatnya berkata: Ia mengucapkan salam atasmu dengan ucapan kematian, ia berkata: kematian atasmu. Nabi saw bersabda: “Demikian juga jawabanku.” Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang yahudi ini tengkuknya akan digigit oleh binatang yang hitam (ular dan kalajengking) dan mematikannya. Kemudian orang yahudi itu pergi mencari kayu bakar lalu ia membawa kayu bakar yang banyak. Rasulullah saw belum meninggalkan tempat itu yahudi tersebut lewat lagi (belum mati). Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: “Letakkan kayu bakarmu.” Ternyata di dalam kayu bakar itu ada binatang hitam seperti yang dinyatakan oleh beliau. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Wahai yahudi, amal apa yang kamu lakukan? Ia menjawab: Aku tidak punya kerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa ini, dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong dan satu potong yang lain aku sedekahkan pada orang miskin. Maka Rasulullah saw bersabda: “Dengan sedekah itu Allah menyelamatkan dia.” Selanjutnya beliau bersabda: “Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)





B. Rahasia sedekah: Bertambahnya rezeki



Rasulullah saw bersabda:



“Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian.” (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)





C. Rahasia sedekah: Bahaya



Rasulullah saw bersabda:



“Mulai pagi harimu dengan sedekah, barangsiapa yang memulai pagi harinya dengan sedekah ia tidak akan terkena sasaran bala.” (Al-Wasail 6: 257, hadis ke 15)





D. Rahasia sedekah: Keimanan



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga ia melakukan empat hal: Berakhlak baik, bersikap dermawan, menahan karunia dari ucapan, dan mengeluarkan karunia dari hartanya.” (Al-Wasail 6: 259, hadis ke 21)



E. Rahasia sedekah: Perang Uhud



Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata bahwa Allah Swt berfirman:



“Segala sesuatu Aku wakilkan pada orang selain-Ku untuk menggenggamnya kecuali sedekah, Aku sendiri dengan tangan-Ku yang mengambilnya, sekalipun seseorang bersedekah dengan satu biji korma atau sebelah biji korma. Kemudian Aku menambahkan baginya sebagaimana ia menambahkan sebelum meninggalkan. Kemudian saat ia datang pada hari kiamat ia mendapat pahala seperti pahala perang Uhud bahkan lebih besar dari pahala perang Uhud.” (Al-Wasail 6: 265, hadis ke 7)





F. Rahasia sedekah: Penjagaan Allah Sepanjang Hari



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Awali pagi harimu dengan sedekah, gemarlah bersedekah. Tidak ada seorang mukmin pun yang bersedekah karena mengharapkan apa yang ada di sisi Allah untuk menolak keburukan yang akan turun dari langi ke bumi pada hari itu, kecuali Allah menjaganya dari keburukan apa yang akan turun dari langit ke bumi pada hari itu.” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 3)





G. Rahasia sedekah: Merubah Takdir



Rasulullah saw berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib (sa):



“Wahai Ali, sedekah itu dapat menolak takdir mubram (yang telah ditetapkan). Wahai Ali, silaturahim dapat menambah umur. Wahai Ali, tidak ada sedekah ketika keluarga dekatnya membutuhkan. Wahai Ali, tidak ada kebaikan dalam ucapan kecuali disertai perbuatan, dan tidak ada sedekah kecuali dengan niat (karena Allah).” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)



H. Rahasia sedekah: Penolak Hari Nahas



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Antara aku dan seseorang punya perhitungan tentang bumi. Orang itu ahli nujum, ia sengaja keluar rumah untuk suatu urusan pada saat “Al-Su’ud” (bulan berada di manazil Al-Su’ud), dan aku juga keluar rumah pada hari nahas. Lalu kami menghitungnya, lalu keluarlah untukku dua perhitungan yang baik. Kemudian orang itu memukulkan tangan kanannya pada tangan kirinya, kemudian berkata: Aku belum pernah sama sekali melihat hari seperti hari ini. Aku berkata: Celaka hari yang lain dan hari apa itu? Ia berkata: Aku ahli nujum, aku datang padamu pada hari nahas, aku keluar rumah pada saat Al-Su’ud, kemudian kami menghitung, lalu keluarlah untuk Anda dua perhitungan yang baik. Ketika itulah aku berkata kepadanya: “Tidakkah aku pernah menyampaikan suatu hadis yang disampaikan padaku oleh ayahku? Yaitu Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari hari nahas, maka hendak mengawali harinya dengan sedekah, niscaya Allah menyelamatkannya dari hari nahas itu. Barangsiapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari malam nahas, maka hendaknya mengawali malamnya dengan sedekah niscaya ia diselamatkan dari malam nahas itu. Kemudian aku berkata: “Sesungguhnya aku mengawali keluar rumah dengan sedekah; ini lebih baik bagimu daripada ilmu nujum.” (Al-Wasail 6: 273, hadis ke 1)





I. Rahasia sedakah: Sedekah di Malam hari dan Siang hari



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Sesungguhnya sedekah di malam hari dapat memadamkan murka Allah, menghapus dosa besar dan mempermudah perhitungan amal; sedekah di siang hari dapat menumbuhkan harta dan menambah umur.” (Al-Wasail 6: 273, hadis ke 2)





J. Rahasia sedekah: Ali bin Abi Thalib



Imam Ali bin Abi Thalib (sa):



“Sesungguhnya tawassul yang paling utama adalah bertawasul dengan keimanan kepada Allah …, dengan silaturrahim karena hal ini dapat menumbuhkan harta dan menambah umur; dengan sedekah yang tersembunyi karena hal ini dapat menghapuskan kesalahan dan memadamkan murkan Allah Azza wa Jalla; dengan amal-amal yang ma’ruf (kebajikan) karena hal ini dapat menolak kematian yang buruk dan menjaga dari pertarungan kehinaan…” (Al-Wasail 6: 275, hadis ke 4)





K. Sedekah itu mensucikan jiwaAllah Ta`ala berfirman:



”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka , dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka , dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya dia kamu itu ( menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS At-Taubah: 103)





Matematika Dasar Sedekah



Menurut Yusuf Mansyur, seorang ustadz yang memopulerkan bahasan rahasia sedekah, sedekah mempunyai perhitungan matematisnya sendiri, seperti yang diuraikan sebagai berikut:



Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?



10 – 1 = 19



Ya, di sana kita akan melihat keganjilan hitungan matematis. Sebuah pengurangan yang justru menghasilkan penambahan. Kenapa begitu? Kenapa bukan 10-1 = 9? Inilah matematika sedekah, kita memberi dari apa yang kita punya, dan Allah akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, diambil dari Quran Surat Al-An`am ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10X lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah), bahkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan hingga 700X lipat.



Sebelumnya, kita sudah mengetahui, bahwa:



10 - 1 = 19



Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:



10 - 2= 2810 - 3= 3710 - 4= 4610 - 5= 5510 - 6= 6410 - 7= 7310 - 8= 8210 - 9= 9110 - 10= 100



Sedekah 2.5 % Tidaklah Cukup



Dengan infak 2,5% yang biasa kita berikan, jika kita telaah lebih jauh ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.



Misalnya, seorang karyawan yang mempunya gaji 1 juta. Dia punya pengeluaran rutin 2 juta, kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1 juta itu. Maka perhitungannya adalah: 2,5% dari 1.000.000 = 25.000. Maka yang tercatat: 1.000.000 – 25.000 = 975.000.Angka 975.000 bukan hasil akhir.



Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dikeluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 975.000 + 250.000 = 1.225.000.

Jadi, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1 juta, hanya Rp. 1.225.000,-.



Angka ini masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar 2 juta. Jadi, jika dia sedekahnya 2,5%, dia harus mencari sisa Rp. 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.



Maka sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Hasilnya akan lebih besar bila sedekah 10%.perhitungannya adalah: 10% dari 1.000.000 = 100.000. Maka yang tercatat : 1.000.000 – 100.000 = 900.000.



Ingatlah, angka 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 900.000 + 1.000.000 = 1.900.000.



Dengan perhitungan ini, dia berhasil mengubah penghasilannya mendekati angka pengeluaran yang 2 juta. Dia hanya butuh 100 ribu tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkannya.



Katakanlah kepada hamba-hambaku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan Shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-teranganan sebelum datang hari ( kiamat ) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (QS Ibrahim: 31)





Wassalam

Semoga Bermanfaat



HMZ

link





sumber.:Blogs.

AMALAN ASMA-UL HUSNA UNTUK MEMBUKA PINTU REZEKI

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap umatnya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah:“Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).



Berikut ini saya sertakan beberapa amalan Asma-Ul Husna yang berguna untuk membuka pintu rejeki kita.



AL WAHHAABU Artinya:Dzat yang maha memberi, yaitu memberikan segalanya terhadap kebutuhan makhlukNya, tanpa diminta sebelumnya Allah sudah menyediakannya.Keutamaannya:- Bisa menjauhkan dari kesempitan rejeki- Bisa mendatangkan kemudahan.



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA WAHHAAB” sebanyak 23 kali berturut-turut sebagai amalan rutin setiap selesai sholat fardlu atau setelah sholat Hajat 2 raka’at sebanyak 800 kali, maka baginya akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan diberikan kemudahan dalam segala urusannya.



AR ROZZAAQU Artinya:Dzat yang maha memberi rejeki, yaitu memberi rejeki untuk semua makhlukNya untuk kebutuhan hidupnya. Dan Dia pula yang menentukan banyak dan sedikitnya rejeki yang akan diberikan pada hamba-hambaNya.Keutamaannya:- Bisa memudahkan jalan rejeki- Bisa memberikan keberuntungan



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA ROZZAAQ” sebanyak-banyaknya setiap hari seteah sholat fardlu, maka ia akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan usahanya selalu mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah.



AL BAASITHU Artinya:Dzat yang maha melapangkan rejeki, yaitu memberikan kelapangan rejeki kepada hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga banyak orang bodoh dapat hidup kaya-raya, sebaliknya orang yang cerdik, pandai hidupnya miskin. Nah, demikian itulah yang dinamakan “sudah menjadi suratan takdirNya”.Keutamaan:- Bisa memajukan usaha dalam perniagaan- Bisa memberikan keuntungan.



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA BAASITH” sebanyak-banyaknya sebagai amalan yang rutin setelah sholat fardlu atau setelah sholat hajat membaca 300 kali, maka akan dijamin usahanya dalam bidang perniagaan mendapat kemajuan yang pesat dan selalu memperoleh keuntungan.



AL JALIILU Artnya:Dzat yang maha sempurna, yaitu Dia tidak mempunyai cacat dan kekurangan apapun sebagaimana yang dialami makhukNya. Jadi kesempurnaan Allah itu meliputi segala-galanya.Keutamaan:- Bisa mempercepat kemajuan perdagangan- Bisa menjauhkan dari kesulitan hidup



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA JALIIL” sebanyak 99 kali, sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka bila dia seorang pedagang akan cepat maju, bila seorang pegawai akan segera naik pangkat dan bila seorang petani akan panen yang melimpah seta dijauhkan dari kesulitan hidup.



AL QOYYUUMU Artinya:Dzat yang maha berdiri sendiri, yaitu tidak berhajat kepada siapapun juga didalam mengatur dan mengurus makhlukNya.Keutamaan:- Bisa melancarkan jelannya rejeki- Bisa dicintai dan disegani semua orang.



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA QOYYUUM” sebanyak 80 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi jalan kelancaran rejeki dan juga dicintai serta disegani oleh banyak orang.



AL AAKHIRU Artinya:Dzat yang maha akhir, yaitu Dia tidak ada masa berakhirnya sebagaimana yang dialami hamba-hambaNya.keutamaanya:- Bisa memudahkan rejeki- Bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup.



Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA AAKHIR” sebanyak 200 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka akan dimudahkan jalan rejekinya serta bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup.



AL GHONIYYU Artinya:Dzat yang maha kaya, yaitu Dia yang sangat kaya raya di atas segala-galanya, sehingga kekayaanNya dapat mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya.Keutamaannya:- Bisa memberikan kecukupan dalam kehidupan- Dapat anugerah keberkahan rejeki yang didapat



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA GHONIYYU” sebanyak 400 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi kecukupan didalam kehidupannya dan setiap rejeki yang diperoleh akan membawa keberkahan.



AL MUGHNIYArtinya:Dzat yang maha memberi kekayaan, yaitu semua kekayaan yang dimiliki oleh manusia itu adalah merupakan pemberian dari Allah SWT, tetapi kebayakan manusianya sendiri yang tidak menyadari, sehingga ia menjadi pelit ketika dianjurkan untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah.Keutamaannya:- Bisa memudahkan apa yang dicita-citakan- Bisa memperlancar jalannya rejeki



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA MUGHNIY” sebanyak 200 kali sebagai amalan yang rutin setiap hari setelah sholat fardlu, atau dibaca pada tengah malam setelah sholat Hajat, maka jalan rejekinya akan diberi kelancaran dan apa yang menjadi cita-citanya akan mudah terlaksana.



Kesungguhan dalam mengamalkan Asma-Ul Husna merupakan syarat yang mutlak diterimanya suatu permohonan, selain itu dibutuhkan juga keyakinan dan kesabaran yang penuh. Waktu terbaik untuk mengamalkan Asma-Ul Husna adalah tengah malam. Saat sebagian besar manusia telah tidur terlelap, merupakan waktu terbaik dan mustajab untuk memohon kepada Allah SWT.



Semoga bermanfaat.

Sukses untuk anda…..







NOTE:

Keyakinan kepada Allah Mutlak....



sumber :Ichsan Blogs




8 Votes

APA ITU BID'AH ?

Bid'ah menurut istilah syar'i adalah beribadah kepada Alloh dengan cara-cara yang tidak di syari'atkan oleh-Nya.atau bisa juga dikatakan,Beribadah kepada Alloh dengan cara yang tidak pernah dilakukan Rosululloh dan Al-Khulafa' Ar-Rosyidun.



Firman Alloh SWT :

"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Alloh yang mensyari'atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Alloh ?Sekiranya tidak ada ketetapan yang telah di tentukan (dari Alloh) tentulah mereka telah dibinasakan.Dan sesungguhnya orang-orang yang zholim itu akan memperoleh adzab yang amat pedih."(QS.Asy-Syuro(42):21)



Sabda Nabi SAW :

"Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnah-ku dan sunnah Khulafa'urrosyidin yang diberi petunjuk sepeninggalanku.Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham."(HR.Abu Daud 4607,At-Tirmidzi 2676,Ibnu Majah 43,44,Ahmad 4/126,di shohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shohihah 2735)



Atas dasar ini,maka setiap orang yang beribadah kepada Alloh dengan cara yang tidak di syari'atkan oleh-Nya dan tidak pernah dilakukan oleh Rosululloh tidak pula oleh Al-Khulafa' Ar-Rosyidun,maka dia adalah mubtadi '(pelaku bid'ah),baik ibadah tersebut berkaitan dengan nama dan sifat Alloh,atau berkaitan dengan hukum dan syari'at-Nya.



Adapun masalah Al-Adiyah(adat)yang menjadi kebiasaan manusia,maka ini tidak dinamakan bid'ah.

Walaupun dinamakan bid'ah secara bahasa namun tidak dikatakan bid'ah dalam agama (menurut istilah syar'i)sehingga bukan termasuk perkara yang dilarang Rosululloh.



Tidak ada bid'ah hasanah (yang baik)dalam ISLAM.

Adapun Sunnah hasanah(contoh yang baik)adalah (perbuatan)yang sesuai dengan Syar'i.

Ini mencakup orang yang memulai mengamalkan Sunnah itu sendiri,maksudnya ia memulai mengamalkan ibadah yang telah di tinggalkan kebanyakan orang atau memberikan contoh sebagai Washilah (perantara)untuk mengerjakan ibadah.



(Majmu' Fatawa wa Rosa'il Ibnu Utsaimin 2/226,Fatawa Ulama Baladil Harom 357)



Allohu A'lam

Kamis, 25 November 2010

Pernak Pernik Ujian

Oleh Abi Sabila

Dengan terbata-bata, lelaki setengah baya itupun melanjutkan kisahnya. Tentang ujian hidup yang ia dan keluarganya hadapi. Ujian yang datang silih berganti seolah tiada henti. Ujian yang datang tak hanya sendiri, banyak pernak-pernik yang menghiasi. Dan aku mendengarkannya dengan seksama. Ada kalanya dadaku ikut merasa sesak. Bahkan tanpa sadar air hangat mulai menggenang di sudut mata.

Inti dari ujian laki-laki ini adalah pada sang istri yang menderita sakit cukup parah pada bagian organ dalamnya. Berbagai upaya mereka lakukan untuk mendapatkan kesembuhan, mulai dari rumah sakit hingga pengobatan alternatif. Diluar ujian berupa sakit yang taruhannya adalah nyawa, banyak sekali ujian-ujian kecil yang datang menguji kesabaran dan ketegaran mereka. Subhanallah, bunga-bunga ujian datang terus menerus, tiada putus.

Salah satu contohnya, lelaki ini bercerita bahwa pernah suatu sore hujan turun dengan sangat lebat, padahal saat itu mereka harus pergi ke dokter karena kondisi kesehatan istri yang mengkhawatirkan. Tak menunggu sampai reda, mereka nekad mendatangi sang dokter. Namun sayang, sang dokter baru saja pergi untuk satu keperluan mendadak, sesaat sebelum mereka datang. Terpaksalah mereka mencari dokter lain yang jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal mereka. Masalah kembali muncul ketika si abang becak yang disewanya tidak mau mengantarkan dengan berbagai alasan yang bagi mereka tidak masuk akal. Dalam kepasrahan, mereka menurut saja ke dokter manapun abang becak mau mengantarkan.

Laki-laki ini tersenyum saat menceritakan ‘pembangkangan’ si abang becak. Hampir saja dia memarahi si abang becak. “ Kamu kan tinggal ngontel, tak usah protes, berapapun nanti saya bayar !“ kata-kata itu nyaris terlontar jika saja ia tak segera sadar bahwa ‘kengeyelan’ si abang becak adalah sebuah ujian bagi mereka. Jika tadinya ia sempat emosi, beberapa saat kemudian justru ia dan sang istri tersenyum. Aneh, ada-ada saja si abang becak ini. Sungguh, sampai tukang becakpun menjadi ujian bagi mereka.

Laki-laki ini juga bercerita tentang para perawat di rumah sakit yang mereka anggap tak ubahnya seperti teroris. Mereka memang memiliki ilmu dan pengetahuan tentang sakit yang diderita sang istri, tapi karena mereka menyampaikan tidak pada situasi dan porsi yang tepat, bagi ia dan terutama istrinya bagaikan sebuah terror di tengah malam. “ Anda hanya perawat, tak perlu banyak bicara. Tugas Anda hanya menyuntik, pasang infuse dan menyiapkan obat !” kata-kata ini juga hampir terlontar demi melihat sang istri sangat ketakutan mendengar kata-kata sang perawat yang memang tidak pada wewenangnya. Beruntung laki-laki ini masih bisa menahan diri.

“ Astaghfirulloh, berikutnya saya sadar bahwa apa yang mereka katakan itu benar menurut pengetahuan mereka. Barangkali karena kondisi panik membuat kami gampang terpancing emosi. Mereka, perawat-perawat itu juga ujian bagi kami “ kenang lelaki ini menyesali.

Lelaki ini terdiam beberapa saat. Aku menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. Aku bisa merasakan ujian yang laki-laki ini hadapi. Kemudian laki-laki ini melanjutkan ceritanya.

Ujian juga datang dari keluarganya yang seakan tak peduli dengan kesulitan yang laki-laki ini hadapi. Omongan mereka tak lebih dari sekedar membuat telinga merah saja. Tingkah laku mereka bak menari-nari di atas luka. Jika mereka datang membesuk, tak ubahnya seperti acara piknik dan rekreasi. Bahkan, yang paling berat laki-laki ini rasakan adalah ketika ia mendengar kabar bahwa salah satu dari mereka mengaku menjual sawah untuk membantu membiayai pengobatan sang istri.

“ Ini fitnah. Fitnah yang sangat keji!” laki-laki ini tak mampu menahan tangisnya. Susah payah ia menghapus air matanya. Ia tak mampu menyembunyikan isak dan guncangan pundaknya. Aku tak memaksa laki-laki ini meneruskan ceritanya, tapi dialah yang berkeinginan melanjutkannya. Aku memberikan kesempatan, bukan untuk tahu lebih jauh tentang keluarganya, tapi barangkali ini membantu meringankan beban batinnya.

“ Selama istriku sakit, tak pernah sekalipun ia menanyakan masalah biaya. Berapa besar biaya yang harus dibayar, apakah aku memiliki uang, dari mana atau kemana mencari pinjaman, tak pernah ia tanyakan. Aku justru mendapatkan semua itu dari orang lain, termasuk teman-temanku. Sangat keji bila kemudian tersiar kabar bahwa ia mengaku menjual sawahnya untuk membantu kami. Sampai saat ini tak pernah ada omongan sedikitpun akan hal itu, apalagi wujud uangnya, sama sekali kami tidak tahu. Aku tak tahu siapa yang tega menyebar fitnah sekeji ini. Tapi siapapun, aku berharap dia akan segera menyadarinya dan menarik semua omongannya, meskipun itu sulit, sesulit mengumpulkan kapas yang sudah diterbangkan angin “. Laki-laki ini menumpahkan segala kepedihannya hatinya. Air matanya deras bercucuran, nafasnya tersengal dan pundaknya terguncang. Pemandangan mengharukan ini tak berlangsung lama karena sesaat kemudian laki-laki ini melanjutkan ceritanya.

“ Ada banyak hikmah dan pelajaran yang kami dapati dari setiap ujian yang kami hadapi. Dari hujan lebat, dokter yang mendadak pergi, serta tukang becak yang tak mau menuruti permintaan kami, rupanya Allah telah membimbing kami untuk mendatangi dokter yang tepat. Si abang becak yang semula kami anggap ujian, sesungguhnya adalah pertolongan yang Allah berikan.

Dan para perawat di rumah sakit, sesungguhnya apa yang mereka sampaikan adalah benar menurut pengetahuan mereka, hanya kamilah yang terlalu berlebihan menanggapinya. Hal ini menambah keyakinan bahwa rumah sakit, dokter, perawat dan obat-obatan hanyalah perantara saja, Allahlah yang hakikatnya menyembuhkan.

Juga tentang keluarga yang tidak atau kurang peduli dengan ujian yang kami hadapi, menjadikan kami lebih matang dan tegar menjalani berbagai ujian berikutnya. Adalah salah apabila kami terlalu mengandalkan orang lain dalam ujian kami, semestinya kami sendirilah yang harus menghadapi dan sebaik-baik tempat bersandar dan bergantung adalah Allah semata “

Laki-laki ini mengakhiri ceritanya dengan tersenyum lega. Dia tidak bermaksud membeberkan keburukan orang lain, dia tak menyebutkan nama dan apa hubungan antara dia dengan orang yang diceritakannya. Dia hanya ingin berbagi cerita. Dengan ceritanya, ia ingin orang lebih ikhlas, lebih sabar dan lebih tegar menjalani ujian dan tidak melakukan kesalahan seperti yang terlanjur ia lakukan.

Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita laki-laki sederhana ini. Pertama bahwa hidup ini tak lepas dari ujian. Bahkan – konon – hidup ini sendiri adalah ujian. Setiap orang diberikan ujian yang berbeda baik bentuk maupun ukurannya. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang ujian datang bertubi-tubi. Belum selesai ujian pertama, datang ujian berikutnya. Ujian di atas ujian, itu nyata dan beberapa orang telah mengalaminya. Sebagian mereka berhasil melewatinya, sebagian lagi gagal. Bukan pada ujian intinya, tapi pada pernak-perniknya.

Banyak orang yang bisa tegar dan sabar ketika menghadapi ujian yang berat dan besar, tapi terpancing emosi hanya karena ujian yang kecil saja. Orang lebih sadar, lebih siap dan lebih waspada ketika diberikan ujian yang besar, tapi menjadi lengah dan meremehkan ujian yang kecil. Ujian seringkali datang tak sendiri, ada pernak-pernik yang menghiasi yang semestinya juga harus dihadapi dengan ikhlas dan sabar.

Banyak orang yang gagal meraih kemenangan karena gagal mempertahankan keikhlasan dan kesabaran. Keberhasilan yang tinggal selangkah, terpaksa harus mundur, mundur jauh ke awal karena gagal mengendalikan emosi.

Apapun ujian yang diberikan, sesungguhnya Allah telah memperhitungkan kemampuan hamba Nya untuk memikulnya. Allah tak akan menganiaya hamba Nya dengan ujian yang melebihi batas kemampuannya. Di balik kesulitan, ada kemudahan. Allah memberikan ujian, Allah pulalah yang akan memberikan pertolongan. Berat ringan sebuah ujian tergantung dari bagaimana menerima, menyikapi dan menjalaninya. Keihlasan, kesabaran, kegigihan berikhtiar serta kepasrahan bertawakal menjadi kuncinya. Dibalik kesulitan ada kemudahan. Siapa bisa menjaga keikhlasan dan kesabaran, sesungguhnya pertolongan Allah begitu dekat dan nyata. Insya Allah.

http://abisabila.blogspot.com

Rabu, 24 November 2010

Hafidz Cilik Pertama Negeri Samurai

Oleh LIzsa Anggraeny

"Kono tabi, hajimete no Qur`an zen-ankisha (danshi 11-sai) ga tanjoushimashita" "Telah 'lahir,' seorang hafidz Qur`an pertama di Jepang (anak laki-laki 11 tahun)."Begitu kira-kira terjemahan kalimat di atas.

Sebuah berita yang saya terima melalui e-mail dari salah satu Masjid di Jepang. Tentu, membaca berita tersebut, sontak mata terbelalak.

Antara gembira, terharu dan tak percaya. 11 tahun? Anak laki-laki? Hafidz cilik pertama di Jepang? Allahu Akbar! Ada kebanggaan tersendiri meyelusup di hati. Ingatan saya lalu mulai berjalan pada seorang anak laki-laki berkaca mata. Sama dengan anak-anak sebaya lainnya, Ia polos dan kadang penuh dengan ulah.

Saya biasa bertemu dengan lelaki cilik tersebut di tangga masjid. Dengan santainya ia duduk, kadang menyapa saya, sambil sesekali mulutnya komat-kamit. Iseng sering saya tanya "Lagi ngapain? Sudah sampai mana hapalannya?" Dengan santai ia akan menjawab ala kadarnya "Wakaranai... !" (Ngga tahu) Kalau akhirnya, laki-laki cilik tersebut menjadi seorang hafidz di usianya yang masih belia. Tentu betapa gembiranya saya, yang selalu bertemu dengannya di tangga masjid.

Saya membayangkan kedua orang tua laki-laki cilik tersebut. Melebihi saya, sudah tentu mereka memiliki kebanggaan dan kebahagiaan yang berlipat-lipat dari saya.Tinggal di Jepang, mencetak anak menjadi seorang penghapal Qur'an?

Tentu bukan perjuangan yang mudah. Di mana lingkungan kadang tidak mendukung, kendala menggunung dan rintangan menggulung.Belum lagi tarikan kuat teman-teman Jepang yang kadang mengalahkan niatan.

Selain lelaki cilik berkacamata yang saya kenal, ada juga beberapa anak usia belia lainnya yang kini tengah mengikuti program kelas hafidz hafidzah di masjid tersebut.

Kadang, ada perasaan kasihan melihat mereka yang masih belia, datang di sore menuju kelas hafidz Qur`an. Tentu mereka lelah, sedari pagi dan siang berada di sekolah umum Jepang, dan sorenya pergi ke kelas Qur`an di masjid. Perjalanan yang mereka tempuhpun tidaklah dekat. Turun naik bus ataupun kereta harus dijalani. Namun, tak ada sedikitpun keluhan yang pernah saya dengar dari mereka.

Di usia belia, sepertinya mereka menikmati "adventure" perjalanan menuju kelas Qur`an. Tetap ceria, penuh polah dan lincah berlari-lari. Bertemu dengan teman sebaya sesama muslim - bagi mereka yang tinggal di lingkungan Jepang non muslim- sepertinya menjadi sesuatu yang dinanti dan memiliki daya tarik tersendiri. Layaknya bertemu sahabat lama, mereka akan langsung saling bercerita dengan penuh semangat.

Bergugurlah konsep-konsep "kasihan" saya yang selama ini kadang tak sengaja muncul di benak. Batapa naifnya saya. Bukankah sebuah kebanggaan jika anak-anak tersebut nantinya yang akan menancapkan peradaban Islam Jepang?

Bukankah merupakan sebuah aset berharga jika nantinya banyak hafidz hafidz cilik menggaungkan kalimat Allah di negeri samurai? Untuk mewujudkan itu semua tidak akan mungkin bisa tanpa mengkondusifkan anak-anak dalam suasana qur`ani, bukan?

Saya teringat si kecil yang kini genap berusia 2 tahun? Akan saya jadikan apa si kecil yang menjadi amanah saya saat ini? Akan saya wariskan apa padanya untuk menapaki kehidupan? Akan saya hadiahkan apa padanya yang dapat membuatnya bahagia dunia akhirat? Mampukah saya mencetaknya menjadi generasi qurani? Menjadi barisan generasi hafidz di negeri samurai ini?

Betapa bahagianya jika suatu saat nanti si kecil mendapatkan hadiah berupa "Tajul Karamah." Hadiah dari Allah berupa "Mahkota Kemuliaan" yang diberikan bagi mereka para penghapal Al Qur`an.

Dan betapa bahagianya saya jika di akhirat kelak mendapatkan "Tajan min Nur." Hadiah berupa "Mahkota Bercahaya"yang cahayanya lebih gemerlap dari cahaya mataharibagi orang tua yang telah mencetak si buah hati menjadi generasi Qur`ani.

Subhanallah.... Betapa luar biasanya balasan yang disediakan oleh Allah Ta`ala. Saya percaya, setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dan saya percaya tentu banyak orang tua yang menginginkan tajul karamah bagi si buah hati dan tajan min nur bagi dirinya. Menggiring diri, buah hati dan suami menuju jalan ke surga-Nya. Meski mungkin jalan untuk mewujudkan impian tersebut tidaklah semudah yang dipikirkan.

Terutama bagi keluarga muslim di negeri samurai khususnya, dan negeri minoritas secara umum, yang dimana lingkungan kadang tidak mendukung. Tapi saya lebih percaya jika niat membentuk generasi qurani sudah tertanam, Allah akan memudahkan segalanya. Faidza azamta fa tawakal alallah "Ketika sudah bertekad, bertawakallah kepada Allah" Suatu karunia paling berharga jika suatu saat negeri samurai akan penuh dengan tabuhan genderang, suara-suara indah para hafidz hafidzah dari negerinya sendiri.

Allahu Akbar! Barang siapa belajar Al-Qur’an, mengajarkan dan mengamalkannya, kelak akan dikenakan padanya mahkota yang bercahaya di hari kiamat. Sinarnya menyamai terang matahari dan kedua orang tuanya pun diberi dua pakaian yang tidak dapat dibandingi dengan gemerlap dunia.

Mereka berdua kemudian bertanya keheranan: “Karena amalan apakah kami berdua berhak diberi pakaian ini? lalu dikatakan: “Karena buah hati kalian telah belajar, mengajar dan mengamalkan Al-Qur’an” (HR. Al-Hakim)

Wallahu`alam bishowab

Minggu, 21 November 2010

Kata-kata motivasi dan do'a untuk saudara yang sakit

Assalamu'alaikum, saudaraku rahimakumullah...

Dari Ummu Al-ala', berkata: Rasulullah SAW menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata, "Gembirakanlah wahai Ummu Al-ala'. Sesungguhnya sakitnya orang muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak."

"Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."

Semoga cepat sembuh saudariku, semoga Allah menyembuhkan penyakit yang sedang kau derita.
Ini do'a ketika sakit:
"Allahumma wa mudzhiba al-ba'si anta asy-syaafi. Laa syafiya illa syifaauka. Syifaan la yughadiru saqaman."

Arti "Minal aidn wal faidzin" dan "Taqaballahu minna wa minkum"

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Seringkali saat lebaran kita mengucapkan berbagai macam permohonan maaf dan doa pada sanak saudara, ada ‘minal aidn wal faidzin’, ada yang mengucapkan ‘minal aidn’ saja, ada ‘mohon maaf lahir batin’, ada ‘asalukal afwan zahiran wa bathinan’, juga doa’ lainnya seperti ‘taqaballahu minna wa minkum, taqaballahu ya karim’, dan lain sebagainya.

Saya pun merasa bingung khususnya dengan diri saya sendiri, mengucapkan doa tersebut, tapi tidak tahu artinya. Saya sadar, ternyata referensi saya mengucapkan hal tersebut karena telah mendengar dari saudara-saudari sedari saya kecil sehingga otak saya seakan sudah di’setting’ untuk mengucapkan kata-kata tersebut saat Hari Lebaran. Parahnya lagi, saya mendapat referensi tersebut dari iklan-iklan di televisi. Dalam cuplikan iklan tersebut banyak orang-orang yang mengucapkan ‘minal aidn wal faidzin - mohon maaf lahir batin’ menjadi satu rangkaian kalimat yang tidak terpisahkan. Saat saya SD dulu, saya pikir arti dari minal aidn wal faidzin adalah mohon maaf lahir dan batin. Ditambah dengan ucapan orang-orang yang hanya mengucapkan kata ‘minal aidn’ saja. Saya kira arti ‘minal aidn’ adalah ‘mohon maaf lahir’, dan ‘wal faidzin’ artinya ‘dan batin’. Ckckck… benar-benar penalaran yang ANEH :p :p

Info tambahan: Sepengetahuan saya, bahasa arab dari ‘mohon maaf lahir dan batin’ adalah ‘asalukal afwan zahiran wa bathinan’, tafadol mau ngikutin atau mencari bahasa yang lebih valid lagi ;)

Usai Hari Raya Idul Fitri 1431 H, tepatnya setelah hari Lebaran 2010, saya pun penasaran dengan arti dari perkataan yang sering saya ucapkan tiap tahun itu. Alhamdulillah, saya menemukan situs milik Ustadz Ahmad Sarwat, Lc yang menjawab pertanyaan mengenai arti ‘taqaballahu minna wa minkum’ dan ternyata disana jawabannya komplit. Pertanyaan yang ada di otak saya selama 18 tahun hidup terjawab sudah ^_^

Ini link situs beliau yang sangat berjasa menjawab pertanyaan sekaligus menambah pengetahuan saya:
http://muslimcentral.blogspot.com/2007/12/arti-ucapan-selamat-lebaran.html

Dan inilah jawaban dari beliau, selamat menyimak :)

Taqabballahu itu artinya semoga Allah mengabulkan. Minaa wa minkum berarti dari kami dan dari anda. Shiyamana wa shiyamakum berarti puasa kami dan puasa anda.

Sedangkan lafadz minal a'idin wal faidzin merupakan doayang terpotong, arti secara harfiyahnya adalah: termasuk orang yang kembali dan menang.
Lafadz ini terpotong, seharusnya ada lafadz tambahan di depannya meski sudah lazim lafadz tambahan itu memang tidak diucapkan. Lengkapnya ja'alanallahu minal a'idin wal faidzin, yang bermakna semoga Allah menjadi kita termasuk orang yang kembali dan orang yang menang.

Namun sering kali orang salah paham, dikiranya lafadz itu merupakan bahasa arab dari ungkapanmohon maaf lahir dan batin. Padahal bukan dan merupakan dua hal yang jauh berbeda.

Lafadz taqabbalallahu minna wa minkum merupakan lafadz doa yang intinya kita saling berdoa agar semua amal kita diterima Allah SWT. Lafadz doa ini adalah lafadz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika kita selesai melewati Ramadhan.

Jadi yang diajarkan sebenarnya bukan bermaaf-maafan seperti yang selama ini dilakukan oleh kebanyakan bangsa Indonesia. Tetapi yang lebih ditekankan adalah tahni'ah yaitu ucapan selamat serta doa agar amal dikabulkan.

Meski tidak diajarkan atau diperintahkan secara khusus, namun bermaaf-maafan dan silaturrahim di hari Idul Fithri juga tidak terlarang, boleh-boleh saja dan merupakan 'urf (kebiasaan) yang baik.

Di luar Indonesia, belum tentu ada budaya seperti ini, di mana semua orang sibuk untuk saling mendatangi sekedar bisa berziarah dan silaturrahim, lalu masing-masing saling meminta maaf. Sungguh sebuah tradisi yang baik dan sejalan dengan syariah Islam.

Meski terkadang ada juga bentuk-bentuk yang kurang sejalan dengan Islam, misalnya membakar petasan di lingkungan pemukiman. Tentunya sangat mengganggu dan beresiko musibah kebakaran.

Termasuk juga yang tidak sejalan dengan tuntunan agama adalah bertakbir keliling kota naik truk sambil mengganggu ketertiban berlalu-lintas, apalagi sambil melempar mercon, campur baur laki dan perempuan dan tidak mengindahkan adab dan etika Islam.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Semoga bermanfaat ya akhi wa ukhti rahimakumullah 
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz 0 komentar:

Poskan Komentar
Setelah kamu baca, tolong beri komentar ya ^_^ trims...



Klik disini
Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Sabtu, 20 November 2010

Dosa yang biasa dilakukan pada masa remaja.

PACARAN
Namanya dah puber dan memang fitrahnya seneng sama lawan jenis, yang namanya cinta selalu jadi atribut mengasyikkan bagi kehidupan remaja. Saat diri sendiri merasa nggak dipahami orang lain, yang namanya lawan jenis selalu menjadi tempat asyik untuk curhat. Jadilah sepasang lain jenis berpacaran.

Bukannya asyik, pacaran malah full ancaman. Alloh Ta’ala memerintahkan menahan pandangan dari lawan jenis, orang pacaran malah saling pandang. Jadinya nggak patuh sama Alloh, kan? Belum masalah sentuh-menyentuh, yang kata Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam lebih baik kepala ditusuk paku besi daripada menyentuh wanita non mahram. Kalo menyentuh dah boleh-boleh aja, gimana nggak meningkat ke yang lebih ngeri? Kalo udah gini, siapa nyang rugi? Kalo nggak tobat, bisa aja rugi akhirat. Kalo sampai zina beneran, tentu juga rugi dunia.

PORNOGRAFI
Rasa ingin tahu ditambah besarnya gairah syahwat pada masa remaja membuat banyak remaja (terutama laki-laki) terperosok ke maksiat satu ini. Banyak media yang memuat pornografi. Mulai dari poster, majalah, buku, sampai VCD. Bahkan majalah Playboy yang udah masyhur kepornoannya pun udah masuk ke Indonesia setelah majalah porno lainnya eksis di negeri ini.

Menahan pandangan dari lawan jenis termasuk juga nggak liat hal-hal yang porno semacam ini. Pornografi juga memancing kejahatan seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan. Berapa banyak kasus perkosaan berawal dari nonton VCD porno.

Alhamdulillah, nilai-nilai syariat Islam udah mulai ditegakkan di negeri kita. Setelah Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi disahkan, kita nggak aman dari tuntutan hukum dunia dalam masalah ini. Kalo ketauan liat atau bawa barang-barang berbau porno, kamu bisa dipenjara atau kena denda. Selain itu, kamu masih harus menghadapi tuntutan hukum akherat kalo nggak tobat.

ONANI MASTURBASI
Maksiat yang satu ini juga terkenal banget dilakukan oleh para remaja. Sebabnya rata-rata sama, ingin tahu dan besarnya nafsu seksual pada masa remaja. Menurut penelitian, aktivitas ini lebih banyak dilakukan remaja pria (sekitar 90%), namun ada juga remaja perempuan yang melakukannya (30%).

Sebagian orang menganggap melepaskan syahwat dengan onani/ masturbasi merupakan jalan yang lebih selamat daripada berzina. Kadar maksiat mungkin memang lebih rendah dari zina beneran. Tapi bukan berarti onani nggak terlarang. Dalam Islam, melampiaskan nafsu syahwat hanya diperkenankan dilakukan terhadap istri atau suami. Barangsiapa yang mencari pelampiasan selain itu maka mereka termasuk orang yang melampaui batas. Onani jelas termasuk jalan lain, berarti onani termasuk perbuatan melampaui batas.

Jika onani dibolehkan, tentu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam nggak perlu memerintahkan para pemuda yang belum mampu untuk menikah untuk berpuasa. Mereka yang belum mampu menikah tentu tinggal diperintahkan untuk onani. Namun kenyataannya enggak, mereka yang belum mampu menikah diperintahkan untuk berpuasa, tidak diperintahkan untuk onani. Jadi, onani tetap aja terlarang.

MUSIK
Satu hal yang biasanya remaja kurang tahu bahwa hal tersebut juga merupakan maksiat adalah mendengarkan musik. Parahnya, kehidupan remaja saat ini kayaknya nggak bisa lepas dari musik. Konsumen musik terbanyak tetap aja remaja. Buktinya, media cetak remaja, baik yang untuk cewek atau cowok, baik yang majalah atau yang tabloid, semuanya memberikan porsi ruang yang lumayan
Musik merupakan sesuatu yang haram karena Rasulullah bersabda tentang akan datangnya suatu kaum yang menghalalkannya. Musik merupakan senjata ampuh setan untuk melalaikan manusia dari mendengarkan Al-Quran.

Musik juga merupakan pembuka kemaksiatan lain. Orang yang suka musik mungkin akan sering menghadiri pertunjukan musik. Biasanya di pertunjukan musik, sponsornya adalah rokok. Trus, kalo beli tiket, dapat rokok gratis. Malah jadinya merokok kan? Belum lagi kalo acaranya bertempat di klub malam, pasti mereka jual minuman beralkohol juga. Udah acaranya kelar, acara lanjutannya pasti disko dan dansa bareng. Waduh, waduh,jangan sampe dech!

MENCONTEK
Dosa yang ini biasa terjadi di sekolah, terutama saat ulangan atau ujian. Mencontek dilakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus. Hakikatnya, mencontek adalah menipu, baik diri sendiri maupun guru.

Hasil yang kamu peroleh mungkin memang seperti yang kamu harapkan. Tapi betulkah demikian kemampuanmu? Ingatlah, pertanggungjawaban nggak cuma didepan guru saja. Di akherat nanti, penipuan yang kamu lakukan tersebut juga harus kamu pertanggungjawabkan. Nah lo!
MEROKOK
“Nggak jantan kalo nggak merokok!”
Remaja pria kalo udah diberi cap seperti ini biasanya keder juga. Lalu, ikut-ikutan lah ia merokok. Padahal, yang jantan adalah yang nggak merokok; sendirian tanpa rokok aja udah berani menghadapi masalah hidup. Kenyataannya, rokok memang bisa menjadi pelarian orang-orang pengecut yang nggak berani menghadapi hidup.

Rokok seluruhnya mengandung racun. Bisa jadi ia malah lebih berbahaya daripada khamr. Alloh melarang kita membinasakan diri kita sendiri. Kalo begitu, menghisap rokok juga diharamkan.

Rokok juga merupakan pintu untuk merasakan hal-hal haram lainnya. Pecandu rokok bisa-bisa tertarik untuk mencampurkan ganja di rokoknya. Ganja mempunyai efek memabukkan, jadi tentu saja ganja adalah barang haram. Kalo udah kenal rokok-dan ganja- nggak lama kemudian para remaja akan mencoba obat-obat penenang. Nggak ketinggalan juga miras. Seringkali pecandu semua itu berawal dari merokok. Masya allah...!

HAL SIA-SIA
Waktu luang bisa menjadi bumerang. Tentu, kalo kita nggak bisa memanfaatkannya untuk kebaikan. Remaja yang mudah suntuk karena kebelumstabilan emosinya, ditambah beratnya beban pelajaran di sekolah membuat mereka lebih sering memanfaatkan waktu luang untuk bersenang-senang. Masalahnya kebanyakan hal yang senang-senang itu adalah hal yang sia-sia. Contohnya adalah kebiasaan nongkrong, maen game, keluyuran di pusat perbelanjaan, dsb.
Bayangkan, jika waktu luang itu kita gunakan untuk aktifitas yang bermanfaat. Oke, mungkin kamu bosen juga. Kebanyakan remaja pikir aktifitas bermanfaat itu harus yang perlu mikir-mikir berat. Sebenarnya enggak. Asal kamu punya hobi positif maka itu juga aktivitas yang bermanfaat.

Misalnya saja kamu seneng elektronika, maka waktu luangmu bisa kamu gunakan untuk belajar pemrograman, atau bikin situs dakwah, dan lain-lainnya. Paling gampang, waktu luangmu kamu gunakan untuk membaca, menambah ilmu -dan juga sesedikit ilmu yang diberikan di sekolah umum- adalah ilmu agama. Jadi, baca buku agama pas waktu luang sangat pas buatmu

tapi ini semua kembali kediri kita masing-masing

Jumat, 19 November 2010

Allah cinta orang yang bersin dan benci yang menguap.

Bersin dan menguap adalah hal biasa yang kita alami setiap hari. Namun, pernahkah kita sadari bahwa islam itu mengatur kedua hal ini secara detail ?? dan juga , tahukah kita bahwa Allah itu mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap ?? . Nah, dalam artikel kali ini saya kutibkan artikel menarik tentang bersin dan menguap dari sudut pandang islam. Bagaimana mengatasinya .. dan alasan kenapa Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap ??
Rasulullsh menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut.
Rasulullah bersabda:
Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa Yushlihubaalakum (HR. Bukhari, 6224).
Menguap adalah gejala yang menbuat otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam! Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Maka, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan “menguap” ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.
Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba’ (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa’iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155)
disarikan dari : alsofwah.or.id – 13 Ramadhan 1424/071103

Minggu, 14 November 2010

KEUTAMAAN SHOLAT TEPAT WAKTU

Awal shalat ditandai dengan berkumandangnya azan, tetapi pasar, kantor, terminal serta tempat-tempat lain masih saja hiruk pikuk dipenuhi umat muslim. Mereka tidak bergegas memenuhi panggilan azan ini, bahkan ada juga yang melalaikan sholat lima waktu. Menunaikan shalat tepat waktu berarti melatih diri untuk disiplin. Bila kita mulai dari disiplin shalat, maka kita akan terbiasa melakukan disiplin-displin dalam kegiatan lainnya. Shalat tepat waktu bisa menjadi ukuran disiplin bagi seorang muslim.

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda : “…Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari).

Keutamaan shalat tepat waktu juga bisa menjadikan seseorang lembut hati dan dikaruniai kesehatan. Untuk Shalat Isya’ Nabi biasa mengerjakannya pada sebagian besar waktu malam. “Telah bersabda Rasulullah saw.”Sekiranya tidak memberatkan umatku, tentu aku suruh mereka mengundurkan isya hingga sepertiga atau seperdua malam.” (HR.Ahmad, Ibnu Majah,Tirmizi).

Pesan Khalifah Usman bin Affan ra:

“Orang-orang yang memelihara shalat lima waktu dan mengerjakannya tepat pada waktunya, maka Allah akan memuliakan orang itu dengan sembilan macam kemuliaan:
1. Dicintai Allah
2. Badannya senantiasa sehat
3. Dijaga oleh Malaikat
4. Diturunkan berkah untuk rumahnya
5. Mukanya akan kelihatan tanda orang yang shaleh
6. Allah akan melembutkan hatinya
7. Dapat melalui jembatan Shiratal Mustaqim layaknya seperti kilat
8. Akan diselamatkan dari api neraka
9. Allah akan menempatkannya ke dalam golongan orang-orang yang tidak takut dan bersedih

Hukum wanita yang sedang haid/nifas membaca Al Quran dan masuk ke Masjid

Assalamu'alaikum saudariku...

Alhamdulillah, as-sholatu was-salamu ‘ala rasulillah, la haula wala quwwata illa billah, waba’d.

Pada dasarnya seorang muslim/muslimah dianjurkan untuk membaca al-quran, karena membaca al-quran merupakan bagian dari ibadah (al-muta’abbad bi tilawatihi). Namun untuk membaca al-Quran disyaratkan untuk bersuci terlebih dahulu dari hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar. Nah, orang yang sedang haidh atau nifas adalah termasuk orang yang sedang menanggung hadats, oleh karenanya tidak boleh membaca al-Quran, sebagaimana sabda rasulullah SAW:

لا يَقْرَأ الْحَائِضُ وَلا الْجُنُبُ شَيْئًا مِنْ الْقُرْآنِ
“Orang yang sedang haidh atau junub tidak boleh membaca sesuatu dari al-Quran” HR. at-Tirmidzi dan al-Baihaqi.

Yang perlu diperhatikan bahwa pengertian “membaca” di sini adalah mengucapkan ayat-ayat al-Quran melalui mulut, baik dengan melihat mushhaf ataupun dengan mengucapkan ayat-ayat yang sudah dihafalnya. Sedangkan apabila orang yang sedang haidh/nifas tersebut hafal ayat-ayat al-Quran kemudian membacanya dalam hati, maka yang demikian itu dibolehkan.

Memang, ada pendapat dalam mazhab Malikiyah yang membolehkan bagi orang haidh untuk membaca al-Quran, dengan alasan bahwa sayyidatina Aisyah R.A. pernah membaca al-Quran dalam keadaan sedang haidh. Namun pendapat tersebut ditentang oleh sebagian besar (jumhur) ulama, dengan alasan bahwa apa yang dilakukan oleh sayyidatina Aisyah RA tersebut (jika riwayatnya dianggap shahih) bukan otomatis menunjukkan bolehnya membaca al-Quran bagi orang yang sedang haidh, karena bertentangan dengan sabda nabi di atas dan bertentangan dengan pendapat para sahabat lainnya.

Selain itu, orang yang sedang haidh/nifas juga dilarang untuk berdiam diri atau beraktifitas di masjid, sebagaimana sabda rasulullah SAW:

لا أُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلا جُنُبٍ

“Aku tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haidh ataupun yang junub” HR. al-Bahaqi.
Namun apabila aktifitas yang dilakukan hanya sebentar (misalnya berjalan sepintas-lalu) dan yakin tidak akan mengotori masjid maka yang demikian itu dibolehkan (lihat: al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab). Dengan demikian menjadi jelas bahwa orang yang haidh/nifas tidak boleh beraktifitas terlalu lama di masjid, termasuk mengikuti pengajian apalagi belajar membaca al-Quran.
*Semoga bermanfaat saudariku ^_^
Wallahu a'lam bishshawab

Sabtu, 13 November 2010

Istimewanya Seorang Wanita

Istimewanya seorang Wanita Kaum feminis bilang susah jadi wanita (baca: muslimah), lihat saja peraturan dibawah ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumahtetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taatpada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA". Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya):
1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiarkan terserak bukan? Itulah perbandingannya dengan seorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkankepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, dia perlu/wajib  menggunakan hartanya juga untuk isteri dan anak-anak.
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu:shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita.Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan buatan mereka. (emansipasi ala western) Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumNya / peraturanNya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia. Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu. Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda). Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.