Senin, 29 November 2010

RAHASIA SEDEKAH

Rahasia sedekah sudah dijelaskan oleh nabi Muhammad saw, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam al-Quran, jauh sebelum literatur-literatur lainnya memberikan keterangan mengenai rahasia yang terkandung di balik praktik sedekah.

Adalah ustadz Yusuf Mansyur yang memopulerkan bahasan mengenairahasia sedekah ini dalam ceramah-ceramah yang diberikannya kepada masyarakat, bahkan buku mengenai rahasia sedekah sudah bisa kita temukan di toko buku.

Lantas, apa saja rahasia yang terkandung di balik sedekah ini? Beberapa di antaranya adalah:



A. Rahasia sedekah: Kematian



Rasulullah saw bersabda:



“Sedekah dapat menolak kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 2)



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

Pada suatu hari orang yahudi lewat dekat Rasulullah saw, lalu ia mengucapkan: Assam ‘alayka (kematian atasmu). Rasulullah saw menjawab: ‘Alayka (atasmu). Lalu para sahabatnya berkata: Ia mengucapkan salam atasmu dengan ucapan kematian, ia berkata: kematian atasmu. Nabi saw bersabda: “Demikian juga jawabanku.” Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang yahudi ini tengkuknya akan digigit oleh binatang yang hitam (ular dan kalajengking) dan mematikannya. Kemudian orang yahudi itu pergi mencari kayu bakar lalu ia membawa kayu bakar yang banyak. Rasulullah saw belum meninggalkan tempat itu yahudi tersebut lewat lagi (belum mati). Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: “Letakkan kayu bakarmu.” Ternyata di dalam kayu bakar itu ada binatang hitam seperti yang dinyatakan oleh beliau. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Wahai yahudi, amal apa yang kamu lakukan? Ia menjawab: Aku tidak punya kerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa ini, dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong dan satu potong yang lain aku sedekahkan pada orang miskin. Maka Rasulullah saw bersabda: “Dengan sedekah itu Allah menyelamatkan dia.” Selanjutnya beliau bersabda: “Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)





B. Rahasia sedekah: Bertambahnya rezeki



Rasulullah saw bersabda:



“Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian.” (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)





C. Rahasia sedekah: Bahaya



Rasulullah saw bersabda:



“Mulai pagi harimu dengan sedekah, barangsiapa yang memulai pagi harinya dengan sedekah ia tidak akan terkena sasaran bala.” (Al-Wasail 6: 257, hadis ke 15)





D. Rahasia sedekah: Keimanan



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga ia melakukan empat hal: Berakhlak baik, bersikap dermawan, menahan karunia dari ucapan, dan mengeluarkan karunia dari hartanya.” (Al-Wasail 6: 259, hadis ke 21)



E. Rahasia sedekah: Perang Uhud



Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata bahwa Allah Swt berfirman:



“Segala sesuatu Aku wakilkan pada orang selain-Ku untuk menggenggamnya kecuali sedekah, Aku sendiri dengan tangan-Ku yang mengambilnya, sekalipun seseorang bersedekah dengan satu biji korma atau sebelah biji korma. Kemudian Aku menambahkan baginya sebagaimana ia menambahkan sebelum meninggalkan. Kemudian saat ia datang pada hari kiamat ia mendapat pahala seperti pahala perang Uhud bahkan lebih besar dari pahala perang Uhud.” (Al-Wasail 6: 265, hadis ke 7)





F. Rahasia sedekah: Penjagaan Allah Sepanjang Hari



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Awali pagi harimu dengan sedekah, gemarlah bersedekah. Tidak ada seorang mukmin pun yang bersedekah karena mengharapkan apa yang ada di sisi Allah untuk menolak keburukan yang akan turun dari langi ke bumi pada hari itu, kecuali Allah menjaganya dari keburukan apa yang akan turun dari langit ke bumi pada hari itu.” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 3)





G. Rahasia sedekah: Merubah Takdir



Rasulullah saw berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib (sa):



“Wahai Ali, sedekah itu dapat menolak takdir mubram (yang telah ditetapkan). Wahai Ali, silaturahim dapat menambah umur. Wahai Ali, tidak ada sedekah ketika keluarga dekatnya membutuhkan. Wahai Ali, tidak ada kebaikan dalam ucapan kecuali disertai perbuatan, dan tidak ada sedekah kecuali dengan niat (karena Allah).” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)



H. Rahasia sedekah: Penolak Hari Nahas



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Antara aku dan seseorang punya perhitungan tentang bumi. Orang itu ahli nujum, ia sengaja keluar rumah untuk suatu urusan pada saat “Al-Su’ud” (bulan berada di manazil Al-Su’ud), dan aku juga keluar rumah pada hari nahas. Lalu kami menghitungnya, lalu keluarlah untukku dua perhitungan yang baik. Kemudian orang itu memukulkan tangan kanannya pada tangan kirinya, kemudian berkata: Aku belum pernah sama sekali melihat hari seperti hari ini. Aku berkata: Celaka hari yang lain dan hari apa itu? Ia berkata: Aku ahli nujum, aku datang padamu pada hari nahas, aku keluar rumah pada saat Al-Su’ud, kemudian kami menghitung, lalu keluarlah untuk Anda dua perhitungan yang baik. Ketika itulah aku berkata kepadanya: “Tidakkah aku pernah menyampaikan suatu hadis yang disampaikan padaku oleh ayahku? Yaitu Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari hari nahas, maka hendak mengawali harinya dengan sedekah, niscaya Allah menyelamatkannya dari hari nahas itu. Barangsiapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari malam nahas, maka hendaknya mengawali malamnya dengan sedekah niscaya ia diselamatkan dari malam nahas itu. Kemudian aku berkata: “Sesungguhnya aku mengawali keluar rumah dengan sedekah; ini lebih baik bagimu daripada ilmu nujum.” (Al-Wasail 6: 273, hadis ke 1)





I. Rahasia sedakah: Sedekah di Malam hari dan Siang hari



Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:



“Sesungguhnya sedekah di malam hari dapat memadamkan murka Allah, menghapus dosa besar dan mempermudah perhitungan amal; sedekah di siang hari dapat menumbuhkan harta dan menambah umur.” (Al-Wasail 6: 273, hadis ke 2)





J. Rahasia sedekah: Ali bin Abi Thalib



Imam Ali bin Abi Thalib (sa):



“Sesungguhnya tawassul yang paling utama adalah bertawasul dengan keimanan kepada Allah …, dengan silaturrahim karena hal ini dapat menumbuhkan harta dan menambah umur; dengan sedekah yang tersembunyi karena hal ini dapat menghapuskan kesalahan dan memadamkan murkan Allah Azza wa Jalla; dengan amal-amal yang ma’ruf (kebajikan) karena hal ini dapat menolak kematian yang buruk dan menjaga dari pertarungan kehinaan…” (Al-Wasail 6: 275, hadis ke 4)





K. Sedekah itu mensucikan jiwaAllah Ta`ala berfirman:



”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka , dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka , dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya dia kamu itu ( menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS At-Taubah: 103)





Matematika Dasar Sedekah



Menurut Yusuf Mansyur, seorang ustadz yang memopulerkan bahasan rahasia sedekah, sedekah mempunyai perhitungan matematisnya sendiri, seperti yang diuraikan sebagai berikut:



Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?



10 – 1 = 19



Ya, di sana kita akan melihat keganjilan hitungan matematis. Sebuah pengurangan yang justru menghasilkan penambahan. Kenapa begitu? Kenapa bukan 10-1 = 9? Inilah matematika sedekah, kita memberi dari apa yang kita punya, dan Allah akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, diambil dari Quran Surat Al-An`am ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10X lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah), bahkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan hingga 700X lipat.



Sebelumnya, kita sudah mengetahui, bahwa:



10 - 1 = 19



Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:



10 - 2= 2810 - 3= 3710 - 4= 4610 - 5= 5510 - 6= 6410 - 7= 7310 - 8= 8210 - 9= 9110 - 10= 100



Sedekah 2.5 % Tidaklah Cukup



Dengan infak 2,5% yang biasa kita berikan, jika kita telaah lebih jauh ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.



Misalnya, seorang karyawan yang mempunya gaji 1 juta. Dia punya pengeluaran rutin 2 juta, kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1 juta itu. Maka perhitungannya adalah: 2,5% dari 1.000.000 = 25.000. Maka yang tercatat: 1.000.000 – 25.000 = 975.000.Angka 975.000 bukan hasil akhir.



Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dikeluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 975.000 + 250.000 = 1.225.000.

Jadi, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1 juta, hanya Rp. 1.225.000,-.



Angka ini masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar 2 juta. Jadi, jika dia sedekahnya 2,5%, dia harus mencari sisa Rp. 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.



Maka sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Hasilnya akan lebih besar bila sedekah 10%.perhitungannya adalah: 10% dari 1.000.000 = 100.000. Maka yang tercatat : 1.000.000 – 100.000 = 900.000.



Ingatlah, angka 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 900.000 + 1.000.000 = 1.900.000.



Dengan perhitungan ini, dia berhasil mengubah penghasilannya mendekati angka pengeluaran yang 2 juta. Dia hanya butuh 100 ribu tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkannya.



Katakanlah kepada hamba-hambaku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan Shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-teranganan sebelum datang hari ( kiamat ) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (QS Ibrahim: 31)





Wassalam

Semoga Bermanfaat



HMZ

link





sumber.:Blogs.

AMALAN ASMA-UL HUSNA UNTUK MEMBUKA PINTU REZEKI

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap umatnya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah:“Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).



Berikut ini saya sertakan beberapa amalan Asma-Ul Husna yang berguna untuk membuka pintu rejeki kita.



AL WAHHAABU Artinya:Dzat yang maha memberi, yaitu memberikan segalanya terhadap kebutuhan makhlukNya, tanpa diminta sebelumnya Allah sudah menyediakannya.Keutamaannya:- Bisa menjauhkan dari kesempitan rejeki- Bisa mendatangkan kemudahan.



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA WAHHAAB” sebanyak 23 kali berturut-turut sebagai amalan rutin setiap selesai sholat fardlu atau setelah sholat Hajat 2 raka’at sebanyak 800 kali, maka baginya akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan diberikan kemudahan dalam segala urusannya.



AR ROZZAAQU Artinya:Dzat yang maha memberi rejeki, yaitu memberi rejeki untuk semua makhlukNya untuk kebutuhan hidupnya. Dan Dia pula yang menentukan banyak dan sedikitnya rejeki yang akan diberikan pada hamba-hambaNya.Keutamaannya:- Bisa memudahkan jalan rejeki- Bisa memberikan keberuntungan



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA ROZZAAQ” sebanyak-banyaknya setiap hari seteah sholat fardlu, maka ia akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan usahanya selalu mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah.



AL BAASITHU Artinya:Dzat yang maha melapangkan rejeki, yaitu memberikan kelapangan rejeki kepada hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga banyak orang bodoh dapat hidup kaya-raya, sebaliknya orang yang cerdik, pandai hidupnya miskin. Nah, demikian itulah yang dinamakan “sudah menjadi suratan takdirNya”.Keutamaan:- Bisa memajukan usaha dalam perniagaan- Bisa memberikan keuntungan.



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA BAASITH” sebanyak-banyaknya sebagai amalan yang rutin setelah sholat fardlu atau setelah sholat hajat membaca 300 kali, maka akan dijamin usahanya dalam bidang perniagaan mendapat kemajuan yang pesat dan selalu memperoleh keuntungan.



AL JALIILU Artnya:Dzat yang maha sempurna, yaitu Dia tidak mempunyai cacat dan kekurangan apapun sebagaimana yang dialami makhukNya. Jadi kesempurnaan Allah itu meliputi segala-galanya.Keutamaan:- Bisa mempercepat kemajuan perdagangan- Bisa menjauhkan dari kesulitan hidup



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA JALIIL” sebanyak 99 kali, sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka bila dia seorang pedagang akan cepat maju, bila seorang pegawai akan segera naik pangkat dan bila seorang petani akan panen yang melimpah seta dijauhkan dari kesulitan hidup.



AL QOYYUUMU Artinya:Dzat yang maha berdiri sendiri, yaitu tidak berhajat kepada siapapun juga didalam mengatur dan mengurus makhlukNya.Keutamaan:- Bisa melancarkan jelannya rejeki- Bisa dicintai dan disegani semua orang.



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA QOYYUUM” sebanyak 80 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi jalan kelancaran rejeki dan juga dicintai serta disegani oleh banyak orang.



AL AAKHIRU Artinya:Dzat yang maha akhir, yaitu Dia tidak ada masa berakhirnya sebagaimana yang dialami hamba-hambaNya.keutamaanya:- Bisa memudahkan rejeki- Bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup.



Cara mengamalkan: Barang siapa membaca “YAA AAKHIR” sebanyak 200 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat tahajjud, maka akan dimudahkan jalan rejekinya serta bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup.



AL GHONIYYU Artinya:Dzat yang maha kaya, yaitu Dia yang sangat kaya raya di atas segala-galanya, sehingga kekayaanNya dapat mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya.Keutamaannya:- Bisa memberikan kecukupan dalam kehidupan- Dapat anugerah keberkahan rejeki yang didapat



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA GHONIYYU” sebanyak 400 kali sebagai amalan rutin setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi kecukupan didalam kehidupannya dan setiap rejeki yang diperoleh akan membawa keberkahan.



AL MUGHNIYArtinya:Dzat yang maha memberi kekayaan, yaitu semua kekayaan yang dimiliki oleh manusia itu adalah merupakan pemberian dari Allah SWT, tetapi kebayakan manusianya sendiri yang tidak menyadari, sehingga ia menjadi pelit ketika dianjurkan untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah.Keutamaannya:- Bisa memudahkan apa yang dicita-citakan- Bisa memperlancar jalannya rejeki



Cara mengamalkan:Barang siapa membaca “YAA MUGHNIY” sebanyak 200 kali sebagai amalan yang rutin setiap hari setelah sholat fardlu, atau dibaca pada tengah malam setelah sholat Hajat, maka jalan rejekinya akan diberi kelancaran dan apa yang menjadi cita-citanya akan mudah terlaksana.



Kesungguhan dalam mengamalkan Asma-Ul Husna merupakan syarat yang mutlak diterimanya suatu permohonan, selain itu dibutuhkan juga keyakinan dan kesabaran yang penuh. Waktu terbaik untuk mengamalkan Asma-Ul Husna adalah tengah malam. Saat sebagian besar manusia telah tidur terlelap, merupakan waktu terbaik dan mustajab untuk memohon kepada Allah SWT.



Semoga bermanfaat.

Sukses untuk anda…..







NOTE:

Keyakinan kepada Allah Mutlak....



sumber :Ichsan Blogs




8 Votes

APA ITU BID'AH ?

Bid'ah menurut istilah syar'i adalah beribadah kepada Alloh dengan cara-cara yang tidak di syari'atkan oleh-Nya.atau bisa juga dikatakan,Beribadah kepada Alloh dengan cara yang tidak pernah dilakukan Rosululloh dan Al-Khulafa' Ar-Rosyidun.



Firman Alloh SWT :

"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Alloh yang mensyari'atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Alloh ?Sekiranya tidak ada ketetapan yang telah di tentukan (dari Alloh) tentulah mereka telah dibinasakan.Dan sesungguhnya orang-orang yang zholim itu akan memperoleh adzab yang amat pedih."(QS.Asy-Syuro(42):21)



Sabda Nabi SAW :

"Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnah-ku dan sunnah Khulafa'urrosyidin yang diberi petunjuk sepeninggalanku.Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham."(HR.Abu Daud 4607,At-Tirmidzi 2676,Ibnu Majah 43,44,Ahmad 4/126,di shohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shohihah 2735)



Atas dasar ini,maka setiap orang yang beribadah kepada Alloh dengan cara yang tidak di syari'atkan oleh-Nya dan tidak pernah dilakukan oleh Rosululloh tidak pula oleh Al-Khulafa' Ar-Rosyidun,maka dia adalah mubtadi '(pelaku bid'ah),baik ibadah tersebut berkaitan dengan nama dan sifat Alloh,atau berkaitan dengan hukum dan syari'at-Nya.



Adapun masalah Al-Adiyah(adat)yang menjadi kebiasaan manusia,maka ini tidak dinamakan bid'ah.

Walaupun dinamakan bid'ah secara bahasa namun tidak dikatakan bid'ah dalam agama (menurut istilah syar'i)sehingga bukan termasuk perkara yang dilarang Rosululloh.



Tidak ada bid'ah hasanah (yang baik)dalam ISLAM.

Adapun Sunnah hasanah(contoh yang baik)adalah (perbuatan)yang sesuai dengan Syar'i.

Ini mencakup orang yang memulai mengamalkan Sunnah itu sendiri,maksudnya ia memulai mengamalkan ibadah yang telah di tinggalkan kebanyakan orang atau memberikan contoh sebagai Washilah (perantara)untuk mengerjakan ibadah.



(Majmu' Fatawa wa Rosa'il Ibnu Utsaimin 2/226,Fatawa Ulama Baladil Harom 357)



Allohu A'lam

Kamis, 25 November 2010

Pernak Pernik Ujian

Oleh Abi Sabila

Dengan terbata-bata, lelaki setengah baya itupun melanjutkan kisahnya. Tentang ujian hidup yang ia dan keluarganya hadapi. Ujian yang datang silih berganti seolah tiada henti. Ujian yang datang tak hanya sendiri, banyak pernak-pernik yang menghiasi. Dan aku mendengarkannya dengan seksama. Ada kalanya dadaku ikut merasa sesak. Bahkan tanpa sadar air hangat mulai menggenang di sudut mata.

Inti dari ujian laki-laki ini adalah pada sang istri yang menderita sakit cukup parah pada bagian organ dalamnya. Berbagai upaya mereka lakukan untuk mendapatkan kesembuhan, mulai dari rumah sakit hingga pengobatan alternatif. Diluar ujian berupa sakit yang taruhannya adalah nyawa, banyak sekali ujian-ujian kecil yang datang menguji kesabaran dan ketegaran mereka. Subhanallah, bunga-bunga ujian datang terus menerus, tiada putus.

Salah satu contohnya, lelaki ini bercerita bahwa pernah suatu sore hujan turun dengan sangat lebat, padahal saat itu mereka harus pergi ke dokter karena kondisi kesehatan istri yang mengkhawatirkan. Tak menunggu sampai reda, mereka nekad mendatangi sang dokter. Namun sayang, sang dokter baru saja pergi untuk satu keperluan mendadak, sesaat sebelum mereka datang. Terpaksalah mereka mencari dokter lain yang jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal mereka. Masalah kembali muncul ketika si abang becak yang disewanya tidak mau mengantarkan dengan berbagai alasan yang bagi mereka tidak masuk akal. Dalam kepasrahan, mereka menurut saja ke dokter manapun abang becak mau mengantarkan.

Laki-laki ini tersenyum saat menceritakan ‘pembangkangan’ si abang becak. Hampir saja dia memarahi si abang becak. “ Kamu kan tinggal ngontel, tak usah protes, berapapun nanti saya bayar !“ kata-kata itu nyaris terlontar jika saja ia tak segera sadar bahwa ‘kengeyelan’ si abang becak adalah sebuah ujian bagi mereka. Jika tadinya ia sempat emosi, beberapa saat kemudian justru ia dan sang istri tersenyum. Aneh, ada-ada saja si abang becak ini. Sungguh, sampai tukang becakpun menjadi ujian bagi mereka.

Laki-laki ini juga bercerita tentang para perawat di rumah sakit yang mereka anggap tak ubahnya seperti teroris. Mereka memang memiliki ilmu dan pengetahuan tentang sakit yang diderita sang istri, tapi karena mereka menyampaikan tidak pada situasi dan porsi yang tepat, bagi ia dan terutama istrinya bagaikan sebuah terror di tengah malam. “ Anda hanya perawat, tak perlu banyak bicara. Tugas Anda hanya menyuntik, pasang infuse dan menyiapkan obat !” kata-kata ini juga hampir terlontar demi melihat sang istri sangat ketakutan mendengar kata-kata sang perawat yang memang tidak pada wewenangnya. Beruntung laki-laki ini masih bisa menahan diri.

“ Astaghfirulloh, berikutnya saya sadar bahwa apa yang mereka katakan itu benar menurut pengetahuan mereka. Barangkali karena kondisi panik membuat kami gampang terpancing emosi. Mereka, perawat-perawat itu juga ujian bagi kami “ kenang lelaki ini menyesali.

Lelaki ini terdiam beberapa saat. Aku menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. Aku bisa merasakan ujian yang laki-laki ini hadapi. Kemudian laki-laki ini melanjutkan ceritanya.

Ujian juga datang dari keluarganya yang seakan tak peduli dengan kesulitan yang laki-laki ini hadapi. Omongan mereka tak lebih dari sekedar membuat telinga merah saja. Tingkah laku mereka bak menari-nari di atas luka. Jika mereka datang membesuk, tak ubahnya seperti acara piknik dan rekreasi. Bahkan, yang paling berat laki-laki ini rasakan adalah ketika ia mendengar kabar bahwa salah satu dari mereka mengaku menjual sawah untuk membantu membiayai pengobatan sang istri.

“ Ini fitnah. Fitnah yang sangat keji!” laki-laki ini tak mampu menahan tangisnya. Susah payah ia menghapus air matanya. Ia tak mampu menyembunyikan isak dan guncangan pundaknya. Aku tak memaksa laki-laki ini meneruskan ceritanya, tapi dialah yang berkeinginan melanjutkannya. Aku memberikan kesempatan, bukan untuk tahu lebih jauh tentang keluarganya, tapi barangkali ini membantu meringankan beban batinnya.

“ Selama istriku sakit, tak pernah sekalipun ia menanyakan masalah biaya. Berapa besar biaya yang harus dibayar, apakah aku memiliki uang, dari mana atau kemana mencari pinjaman, tak pernah ia tanyakan. Aku justru mendapatkan semua itu dari orang lain, termasuk teman-temanku. Sangat keji bila kemudian tersiar kabar bahwa ia mengaku menjual sawahnya untuk membantu kami. Sampai saat ini tak pernah ada omongan sedikitpun akan hal itu, apalagi wujud uangnya, sama sekali kami tidak tahu. Aku tak tahu siapa yang tega menyebar fitnah sekeji ini. Tapi siapapun, aku berharap dia akan segera menyadarinya dan menarik semua omongannya, meskipun itu sulit, sesulit mengumpulkan kapas yang sudah diterbangkan angin “. Laki-laki ini menumpahkan segala kepedihannya hatinya. Air matanya deras bercucuran, nafasnya tersengal dan pundaknya terguncang. Pemandangan mengharukan ini tak berlangsung lama karena sesaat kemudian laki-laki ini melanjutkan ceritanya.

“ Ada banyak hikmah dan pelajaran yang kami dapati dari setiap ujian yang kami hadapi. Dari hujan lebat, dokter yang mendadak pergi, serta tukang becak yang tak mau menuruti permintaan kami, rupanya Allah telah membimbing kami untuk mendatangi dokter yang tepat. Si abang becak yang semula kami anggap ujian, sesungguhnya adalah pertolongan yang Allah berikan.

Dan para perawat di rumah sakit, sesungguhnya apa yang mereka sampaikan adalah benar menurut pengetahuan mereka, hanya kamilah yang terlalu berlebihan menanggapinya. Hal ini menambah keyakinan bahwa rumah sakit, dokter, perawat dan obat-obatan hanyalah perantara saja, Allahlah yang hakikatnya menyembuhkan.

Juga tentang keluarga yang tidak atau kurang peduli dengan ujian yang kami hadapi, menjadikan kami lebih matang dan tegar menjalani berbagai ujian berikutnya. Adalah salah apabila kami terlalu mengandalkan orang lain dalam ujian kami, semestinya kami sendirilah yang harus menghadapi dan sebaik-baik tempat bersandar dan bergantung adalah Allah semata “

Laki-laki ini mengakhiri ceritanya dengan tersenyum lega. Dia tidak bermaksud membeberkan keburukan orang lain, dia tak menyebutkan nama dan apa hubungan antara dia dengan orang yang diceritakannya. Dia hanya ingin berbagi cerita. Dengan ceritanya, ia ingin orang lebih ikhlas, lebih sabar dan lebih tegar menjalani ujian dan tidak melakukan kesalahan seperti yang terlanjur ia lakukan.

Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita laki-laki sederhana ini. Pertama bahwa hidup ini tak lepas dari ujian. Bahkan – konon – hidup ini sendiri adalah ujian. Setiap orang diberikan ujian yang berbeda baik bentuk maupun ukurannya. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang ujian datang bertubi-tubi. Belum selesai ujian pertama, datang ujian berikutnya. Ujian di atas ujian, itu nyata dan beberapa orang telah mengalaminya. Sebagian mereka berhasil melewatinya, sebagian lagi gagal. Bukan pada ujian intinya, tapi pada pernak-perniknya.

Banyak orang yang bisa tegar dan sabar ketika menghadapi ujian yang berat dan besar, tapi terpancing emosi hanya karena ujian yang kecil saja. Orang lebih sadar, lebih siap dan lebih waspada ketika diberikan ujian yang besar, tapi menjadi lengah dan meremehkan ujian yang kecil. Ujian seringkali datang tak sendiri, ada pernak-pernik yang menghiasi yang semestinya juga harus dihadapi dengan ikhlas dan sabar.

Banyak orang yang gagal meraih kemenangan karena gagal mempertahankan keikhlasan dan kesabaran. Keberhasilan yang tinggal selangkah, terpaksa harus mundur, mundur jauh ke awal karena gagal mengendalikan emosi.

Apapun ujian yang diberikan, sesungguhnya Allah telah memperhitungkan kemampuan hamba Nya untuk memikulnya. Allah tak akan menganiaya hamba Nya dengan ujian yang melebihi batas kemampuannya. Di balik kesulitan, ada kemudahan. Allah memberikan ujian, Allah pulalah yang akan memberikan pertolongan. Berat ringan sebuah ujian tergantung dari bagaimana menerima, menyikapi dan menjalaninya. Keihlasan, kesabaran, kegigihan berikhtiar serta kepasrahan bertawakal menjadi kuncinya. Dibalik kesulitan ada kemudahan. Siapa bisa menjaga keikhlasan dan kesabaran, sesungguhnya pertolongan Allah begitu dekat dan nyata. Insya Allah.

http://abisabila.blogspot.com

Rabu, 24 November 2010

Hafidz Cilik Pertama Negeri Samurai

Oleh LIzsa Anggraeny

"Kono tabi, hajimete no Qur`an zen-ankisha (danshi 11-sai) ga tanjoushimashita" "Telah 'lahir,' seorang hafidz Qur`an pertama di Jepang (anak laki-laki 11 tahun)."Begitu kira-kira terjemahan kalimat di atas.

Sebuah berita yang saya terima melalui e-mail dari salah satu Masjid di Jepang. Tentu, membaca berita tersebut, sontak mata terbelalak.

Antara gembira, terharu dan tak percaya. 11 tahun? Anak laki-laki? Hafidz cilik pertama di Jepang? Allahu Akbar! Ada kebanggaan tersendiri meyelusup di hati. Ingatan saya lalu mulai berjalan pada seorang anak laki-laki berkaca mata. Sama dengan anak-anak sebaya lainnya, Ia polos dan kadang penuh dengan ulah.

Saya biasa bertemu dengan lelaki cilik tersebut di tangga masjid. Dengan santainya ia duduk, kadang menyapa saya, sambil sesekali mulutnya komat-kamit. Iseng sering saya tanya "Lagi ngapain? Sudah sampai mana hapalannya?" Dengan santai ia akan menjawab ala kadarnya "Wakaranai... !" (Ngga tahu) Kalau akhirnya, laki-laki cilik tersebut menjadi seorang hafidz di usianya yang masih belia. Tentu betapa gembiranya saya, yang selalu bertemu dengannya di tangga masjid.

Saya membayangkan kedua orang tua laki-laki cilik tersebut. Melebihi saya, sudah tentu mereka memiliki kebanggaan dan kebahagiaan yang berlipat-lipat dari saya.Tinggal di Jepang, mencetak anak menjadi seorang penghapal Qur'an?

Tentu bukan perjuangan yang mudah. Di mana lingkungan kadang tidak mendukung, kendala menggunung dan rintangan menggulung.Belum lagi tarikan kuat teman-teman Jepang yang kadang mengalahkan niatan.

Selain lelaki cilik berkacamata yang saya kenal, ada juga beberapa anak usia belia lainnya yang kini tengah mengikuti program kelas hafidz hafidzah di masjid tersebut.

Kadang, ada perasaan kasihan melihat mereka yang masih belia, datang di sore menuju kelas hafidz Qur`an. Tentu mereka lelah, sedari pagi dan siang berada di sekolah umum Jepang, dan sorenya pergi ke kelas Qur`an di masjid. Perjalanan yang mereka tempuhpun tidaklah dekat. Turun naik bus ataupun kereta harus dijalani. Namun, tak ada sedikitpun keluhan yang pernah saya dengar dari mereka.

Di usia belia, sepertinya mereka menikmati "adventure" perjalanan menuju kelas Qur`an. Tetap ceria, penuh polah dan lincah berlari-lari. Bertemu dengan teman sebaya sesama muslim - bagi mereka yang tinggal di lingkungan Jepang non muslim- sepertinya menjadi sesuatu yang dinanti dan memiliki daya tarik tersendiri. Layaknya bertemu sahabat lama, mereka akan langsung saling bercerita dengan penuh semangat.

Bergugurlah konsep-konsep "kasihan" saya yang selama ini kadang tak sengaja muncul di benak. Batapa naifnya saya. Bukankah sebuah kebanggaan jika anak-anak tersebut nantinya yang akan menancapkan peradaban Islam Jepang?

Bukankah merupakan sebuah aset berharga jika nantinya banyak hafidz hafidz cilik menggaungkan kalimat Allah di negeri samurai? Untuk mewujudkan itu semua tidak akan mungkin bisa tanpa mengkondusifkan anak-anak dalam suasana qur`ani, bukan?

Saya teringat si kecil yang kini genap berusia 2 tahun? Akan saya jadikan apa si kecil yang menjadi amanah saya saat ini? Akan saya wariskan apa padanya untuk menapaki kehidupan? Akan saya hadiahkan apa padanya yang dapat membuatnya bahagia dunia akhirat? Mampukah saya mencetaknya menjadi generasi qurani? Menjadi barisan generasi hafidz di negeri samurai ini?

Betapa bahagianya jika suatu saat nanti si kecil mendapatkan hadiah berupa "Tajul Karamah." Hadiah dari Allah berupa "Mahkota Kemuliaan" yang diberikan bagi mereka para penghapal Al Qur`an.

Dan betapa bahagianya saya jika di akhirat kelak mendapatkan "Tajan min Nur." Hadiah berupa "Mahkota Bercahaya"yang cahayanya lebih gemerlap dari cahaya mataharibagi orang tua yang telah mencetak si buah hati menjadi generasi Qur`ani.

Subhanallah.... Betapa luar biasanya balasan yang disediakan oleh Allah Ta`ala. Saya percaya, setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dan saya percaya tentu banyak orang tua yang menginginkan tajul karamah bagi si buah hati dan tajan min nur bagi dirinya. Menggiring diri, buah hati dan suami menuju jalan ke surga-Nya. Meski mungkin jalan untuk mewujudkan impian tersebut tidaklah semudah yang dipikirkan.

Terutama bagi keluarga muslim di negeri samurai khususnya, dan negeri minoritas secara umum, yang dimana lingkungan kadang tidak mendukung. Tapi saya lebih percaya jika niat membentuk generasi qurani sudah tertanam, Allah akan memudahkan segalanya. Faidza azamta fa tawakal alallah "Ketika sudah bertekad, bertawakallah kepada Allah" Suatu karunia paling berharga jika suatu saat negeri samurai akan penuh dengan tabuhan genderang, suara-suara indah para hafidz hafidzah dari negerinya sendiri.

Allahu Akbar! Barang siapa belajar Al-Qur’an, mengajarkan dan mengamalkannya, kelak akan dikenakan padanya mahkota yang bercahaya di hari kiamat. Sinarnya menyamai terang matahari dan kedua orang tuanya pun diberi dua pakaian yang tidak dapat dibandingi dengan gemerlap dunia.

Mereka berdua kemudian bertanya keheranan: “Karena amalan apakah kami berdua berhak diberi pakaian ini? lalu dikatakan: “Karena buah hati kalian telah belajar, mengajar dan mengamalkan Al-Qur’an” (HR. Al-Hakim)

Wallahu`alam bishowab

Minggu, 21 November 2010

Kata-kata motivasi dan do'a untuk saudara yang sakit

Assalamu'alaikum, saudaraku rahimakumullah...

Dari Ummu Al-ala', berkata: Rasulullah SAW menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata, "Gembirakanlah wahai Ummu Al-ala'. Sesungguhnya sakitnya orang muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak."

"Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."

Semoga cepat sembuh saudariku, semoga Allah menyembuhkan penyakit yang sedang kau derita.
Ini do'a ketika sakit:
"Allahumma wa mudzhiba al-ba'si anta asy-syaafi. Laa syafiya illa syifaauka. Syifaan la yughadiru saqaman."

Arti "Minal aidn wal faidzin" dan "Taqaballahu minna wa minkum"

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Seringkali saat lebaran kita mengucapkan berbagai macam permohonan maaf dan doa pada sanak saudara, ada ‘minal aidn wal faidzin’, ada yang mengucapkan ‘minal aidn’ saja, ada ‘mohon maaf lahir batin’, ada ‘asalukal afwan zahiran wa bathinan’, juga doa’ lainnya seperti ‘taqaballahu minna wa minkum, taqaballahu ya karim’, dan lain sebagainya.

Saya pun merasa bingung khususnya dengan diri saya sendiri, mengucapkan doa tersebut, tapi tidak tahu artinya. Saya sadar, ternyata referensi saya mengucapkan hal tersebut karena telah mendengar dari saudara-saudari sedari saya kecil sehingga otak saya seakan sudah di’setting’ untuk mengucapkan kata-kata tersebut saat Hari Lebaran. Parahnya lagi, saya mendapat referensi tersebut dari iklan-iklan di televisi. Dalam cuplikan iklan tersebut banyak orang-orang yang mengucapkan ‘minal aidn wal faidzin - mohon maaf lahir batin’ menjadi satu rangkaian kalimat yang tidak terpisahkan. Saat saya SD dulu, saya pikir arti dari minal aidn wal faidzin adalah mohon maaf lahir dan batin. Ditambah dengan ucapan orang-orang yang hanya mengucapkan kata ‘minal aidn’ saja. Saya kira arti ‘minal aidn’ adalah ‘mohon maaf lahir’, dan ‘wal faidzin’ artinya ‘dan batin’. Ckckck… benar-benar penalaran yang ANEH :p :p

Info tambahan: Sepengetahuan saya, bahasa arab dari ‘mohon maaf lahir dan batin’ adalah ‘asalukal afwan zahiran wa bathinan’, tafadol mau ngikutin atau mencari bahasa yang lebih valid lagi ;)

Usai Hari Raya Idul Fitri 1431 H, tepatnya setelah hari Lebaran 2010, saya pun penasaran dengan arti dari perkataan yang sering saya ucapkan tiap tahun itu. Alhamdulillah, saya menemukan situs milik Ustadz Ahmad Sarwat, Lc yang menjawab pertanyaan mengenai arti ‘taqaballahu minna wa minkum’ dan ternyata disana jawabannya komplit. Pertanyaan yang ada di otak saya selama 18 tahun hidup terjawab sudah ^_^

Ini link situs beliau yang sangat berjasa menjawab pertanyaan sekaligus menambah pengetahuan saya:
http://muslimcentral.blogspot.com/2007/12/arti-ucapan-selamat-lebaran.html

Dan inilah jawaban dari beliau, selamat menyimak :)

Taqabballahu itu artinya semoga Allah mengabulkan. Minaa wa minkum berarti dari kami dan dari anda. Shiyamana wa shiyamakum berarti puasa kami dan puasa anda.

Sedangkan lafadz minal a'idin wal faidzin merupakan doayang terpotong, arti secara harfiyahnya adalah: termasuk orang yang kembali dan menang.
Lafadz ini terpotong, seharusnya ada lafadz tambahan di depannya meski sudah lazim lafadz tambahan itu memang tidak diucapkan. Lengkapnya ja'alanallahu minal a'idin wal faidzin, yang bermakna semoga Allah menjadi kita termasuk orang yang kembali dan orang yang menang.

Namun sering kali orang salah paham, dikiranya lafadz itu merupakan bahasa arab dari ungkapanmohon maaf lahir dan batin. Padahal bukan dan merupakan dua hal yang jauh berbeda.

Lafadz taqabbalallahu minna wa minkum merupakan lafadz doa yang intinya kita saling berdoa agar semua amal kita diterima Allah SWT. Lafadz doa ini adalah lafadz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika kita selesai melewati Ramadhan.

Jadi yang diajarkan sebenarnya bukan bermaaf-maafan seperti yang selama ini dilakukan oleh kebanyakan bangsa Indonesia. Tetapi yang lebih ditekankan adalah tahni'ah yaitu ucapan selamat serta doa agar amal dikabulkan.

Meski tidak diajarkan atau diperintahkan secara khusus, namun bermaaf-maafan dan silaturrahim di hari Idul Fithri juga tidak terlarang, boleh-boleh saja dan merupakan 'urf (kebiasaan) yang baik.

Di luar Indonesia, belum tentu ada budaya seperti ini, di mana semua orang sibuk untuk saling mendatangi sekedar bisa berziarah dan silaturrahim, lalu masing-masing saling meminta maaf. Sungguh sebuah tradisi yang baik dan sejalan dengan syariah Islam.

Meski terkadang ada juga bentuk-bentuk yang kurang sejalan dengan Islam, misalnya membakar petasan di lingkungan pemukiman. Tentunya sangat mengganggu dan beresiko musibah kebakaran.

Termasuk juga yang tidak sejalan dengan tuntunan agama adalah bertakbir keliling kota naik truk sambil mengganggu ketertiban berlalu-lintas, apalagi sambil melempar mercon, campur baur laki dan perempuan dan tidak mengindahkan adab dan etika Islam.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Semoga bermanfaat ya akhi wa ukhti rahimakumullah 
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz 0 komentar:

Poskan Komentar
Setelah kamu baca, tolong beri komentar ya ^_^ trims...



Klik disini
Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)